Newest Post
// Posted by :atsuko's world
// On :Sunday, October 4, 2015
Munch...munch...munch
Sandwich tuna kini sudah
berpindah ke mulut Makio. Tidak ada yang diinginkan Makio saat ini selain makan
dan makan. Minggu ini addalah minggu yang terberat untuknya. Dia telah
kehilangan 'mainan' kesayangannya. kemudian penemuan mayat Nakahara oleh
Sharie.
Seharusnya tidak ada yang tahu
tempat itu, tapi kenapa Sharie bisa kesana dan menemukannya. Ah, kini dia
menyesal. seharusnya dia menguburkan atau setidaknya membuang mayat Nakahara. Sharie,
cepat atau lambat akan mengetahui kebenaranya.
"Mungkin
aku akan menjadikannya mainanku yang berikutnya." gumam Makio.
"Begitukah?"
tanya Nakahara yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapan Makio. Terkejut dengan
keberadaan gadis itu, Makio terjungkal dari bangunya dan mendarat di lantai. Dia
melihat Nakahara dengan tatapan horror.
"B-Bukankah
kau sudah mati?" keringat dingin mengucur di dari Makio.
"Ya,
tentu kau yang paling tahu akan hal itu." jawab Nakahara tenang. Makio
berusaha mengatur nafasnya yang tidak teratur, mengusap keringat di keningnya
kemudian bangkit. Dia tampak lebih tenang sekarang.
"Dan
kenapa kau masih ada disini? apa kau merindukanku?" tanya Makio dengan
senyum liciknya. Nakahara selalu berfikir bahwa Makio mungkin gila, dan dia
memang gila.
"Aku
kemari untuk membalas dendam." kata Nakahara dengan aura yang menakutkan.
namun hal itu tidak membuat Makio mundur. Makio mengambil tongkat baseball
miliknya yang tak jauh dari meja makan kemudian mengayunkannya ke arah
Nakahara, tapi tidak kena. Tepatnya gadis itu sudah tidak ada. Kemudian
terdengar pintu terbuka, dan terlihat Nakahara berdiri di ambang pintu, kemuadian
menghilang kembali.
"Apa ini?
Kau ingin bermain? Aku sangat suka permainan, terutama yang melibatkan darah
dan jeritan." Makio mengikuti Nakahara keluar dari apartement miliknya dan
turun ke jalanan masih dengan membawa tongkat baseball.
Nakahara ingin Makio
mengikutinya.
To be continue...