Newest Post
// Posted by :atsuko's world
// On :Sunday, October 4, 2015
Mereka menyetir di daerah yang tidak mereka kenali selain Nakahara. Gadis tersebut pernah melewatinya sekali, saat dia harus berjalan jauh dan meminta tumpangan pada orang asing. Ya, saat ini mereka menuju ke tempat dimana Nakahara terbangun di hari itu.
Hanya mereka bertiga di dalam
mobil. Sharie menyetir mobil ford
miliknya, Ryuko duduk di sebelahnya dan Nakahara duduk di belakang. Perjalanan
mereka ditemani dengan keheningan. Sharie yang tidak tahu menahu mengenai
situasi apa yang sebenarnya terjadi menuntut penjelasan, namun tidak ada yang
mau memberikannya. Baik nakahara maupun Ryuko.
Nakahara melihat ke kedua
tangannya yang masih gemetaran. dia masih tidak percaya dengan semua ini. Dia
begitu heran kenapa dia bisa melupakan hal sepenting itu? Padahal kini jelas-jelas seluruh tubuhnya
dapat mengingat semuanya.
Tangannya masih mengingatnya
dengan jelas. mengingat dinginya besi berkarat itu. Telinganya seolah masih
dapat mendengar gemerincing lantai yang sering didengarnya. Dan yang
terpenting, dia masih mengingat sensasi terakhirnya. Sensasi saat besi tua
berkarat itu menembus jantungnya dan memberikan kebebasan yang selama ini
diinginkan Nakahara.
Sharie menutup pintu mobilnya dan
menatap gubug tua dihadapannya. Dis ekeliling gubug tersebut hanya ada hutan
lebat yang pasti jarang dijamah oleh manusia.
"Apa
kalian masih tidak ingin memberitahuku kenapa kita datang ke tempat asing
ini?" Sharie mulai kehilangan kesabarannya.
"Maaf
Sharie, U-untuk saat ini kita turuti saja permintaan Nakahara." kata Ryuko
menenangkan Sharie dan mengajaknya mengikuti Nakahara yang mulai melangkah
memasuki hutan.
Tidak perlu berjalan terlalu
jauh, sekitar 100 meter dari gubug, Nakaraha berhenti dan melihat pintu kecil
yang sebagian tertutup dedaunan yang gugur. Nakahara membuka pintu itu kemudian
menatap Ryuko.
Ryuko merasakan keringat dingin
mengucur dari keningnya. melebehi apapun, dia tidak ingin masuk ke ruang bawah
tanah itu. Ryuko tahu apa yang akan ditemuinya, dan itu membuatnya semakin
merasa ngeri. Sejak kecil indera ke enamnya sangatlah kuat. Membuat dia dapat
melihat arwah dan merasakan sebuah emosi yang mengerikan pada suatu tempat.
Kini Ryuko menyesalinya. Dia
tidak seharusnya melibatkan diri dalam masalah ini. Tapi kini sudah terlambat.
Ryuko tidak punya pilihan lain selain masuk ke dalam. Mungkin dengan demikian
semua masalah akan selesai.
Atau mungkin tidak.....
"Apa yang
kita lakukan di sini?" tanya Sharie sembari menutup hidungnya karena bau
busuk di dalam basement.
"Kau akan
tahu." jawab Nakahara singkat. Nakahara membawa mereka ke sebuah pintu
yang kini tertutup. Terdapat sakelar kecil di sampingnya. Nakahara menekan
sakelar itu dan terlihat ruangan di balik pintu menjadi terang.
"Bukalah."
kata Nakahara menatap Sharie.
"Tunggu,
ini terlalu kejam. K-kau tidak bisa melakukan hal ini padanya!" Ryuko
berusaha menahan Sharie untuk membuka pintu.
"Tapi aku
menginginkannya. Aku ingin dia tahu, apa yang dia lakukan padaku."
Nakahara masih terlihat tenang namun tatapannya sangat tajam, membuat Ryuko
merasa ngeri.
"ini
bukan salahnya!" Ryuko memang tidak tahu pasti kebenaranya, tapi kata-kata Nakahara tadi membenarkan asumsinya selama ini.
"Ayolah,
aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan!" Sharie menengahi perdebatan
keduanya.
"Kalau
begitu buka saja." kali ini lebih terdengar seperti sebuah perintah. Ryuko
menyerah, dia tidak bisa melakukan apapun.
Dengan
perlahan Sharie membuka pintu dihadapannya. untuk sesaat, sinar lampu
membutakan matanya dan bau busuk semakin kuat tercium.Sharie memandang ruangan
tersebut dalam sunyi selama beberapa menit sebelum akhirnya dia terjatuh ke
lantai tak sadarkan diri.
To be
continue...