Newest Post
// Posted by :atsuko's world
// On :Sunday, October 4, 2015
Nakahara membuka matanya. Tubuhnya terasa begitu lelah,
kepalanya masih terasa nyeri.
"K-kau sudah
b-b-bangun?" tanya Ryuko terbata-bata dari pojok ruangan. Sepertinya dia
sangat menjaga jarak dengan Nakahara.
"Kau siapa dan dimana
ini?" tanya Nakahara, menyadari bahwa sekali lagi dia berada di tempat
yang asing. Mungkin tidak lama lagi, ini akan menjadi hobi baru untuknya. Hobi 'terbangun
di tempat asing'.
"A-aku Ryuko, dan kita ada
di apartement Sharie." jawab Ryuko.
"Dia temanku."
Tiba-tiba Sharie muncul dari balik pintu. Membawa semangkuk sup dan segelas air
di atas nampan. "Apa kau lapar? aku membuatkan ini untukmu." Sharie
meletakkan nampan itu di atas meja.
"Dia tidak
membutuhkannya." gumam Ryuko yang masih dapat di dengar oleh kedua
penghuni kamar lainnya.
"Dia benar, aku tidak
lapar." tambah Nakahara. "Dan lagi, kau sama sekali tidak berubah
Sharie. Selalu mudah percaya pada orang lain. Ini akan berbahaya untuk dirimu
sendiri." lanjut Nakahara.
"Jangan begitu, Ryu-chan ini
baik. Aku bertemu dengannya pagi ini saat dia menyuruhku untuk
berhati-hati."
"Kau bahkan belum 24 jam
mengenalnya, tapi sudah menganggapnya baik. Ini sama seperti Makio dulu."
"Naka-chan! kau mengkin baru
mengenal Makio selama 6 bulan dan Ryuko selama 5 menit. Tapi sekarang aku sudah
mengenal Makio selama 2 setengah tahun dan Ryuko hampir 12 jam, jadi aku yang
lebih tahu." kata Sharie cemberut.
"Terserah kau saja."
Nakahara mengalah, lalu semuanya diam.
Beberapa menit berlalu sebelum akhirnya Nakahara kembali
membuka mulutnya.
"Sharie..."
"hm?"
"Apa maksudmu dengan ibuku
yang meninggal dalam kebakaran dua tahun lalu?" tanya Nakahara.
"Ah... itu..." Sharie
berfikir sejenak, dia tidak yakin bagaimana harus menjelaskan pada sahabatnya
ini."
"Dua tahun lalu dihari akan
diadakan makan malam itu, rumahmu terbakar dan Seiko-san tewas dalam kebakaran
itu. tapi..." Sharie mengambil
nafas panjang. "Dari hasil otopsi, ditemukan tiga luka tusuk di tubuh
Seiko-san. Polisi mengira kebakaran itu adalah ulah dari orang yang menusuknya.
Dan di hari itu juga kau menghilang tanpa jejak. Beberapa dari mereka
mengira,... kau lah pelakunya." kata Sharie menatap Nakahara." Tapi
aku tidak percaya akan hal itu! aku percaya kau tidak mungkin melukai Seiko-san
seperti itu!"
Nakahara tidak mampu berkata-kata. dia masih belum percaya
bahwa ibunya telah mati. Lalu kejadian pagi ini apa? Saat dia melihat sosok
Seiko, saat mereka berbincang berdua. Nakahara mengingat mimpi itu, mimpi yang
terasa sangat nyata. Dia bahkan tidak tahu lagi, apa itu benar-benar mimpi atau
kenyataan
"Entahlah Sharie, aku tidak
tahu apa-apa lagi."
"Apa maksudmu?"
"Aku tidak bisa mengingat
apa yang terjadi selama dua tahun ini, bahkan kejadian makan malam itu. tapi
mungkin mereka benar. Mungkin akulah pelakunya, karena... ibu mengatakan bahwa
dia tidak bisa memaafkanku."
"Kapan dia mengatakan hal
itu?" tanya Sharie bingung.
"Tepat sebelum kalian
menemukanku."
"Naka-chan! itu tidak
mungkin. Kau pasti sedang bermimpi. Seiko-san itu sudah mati."
"Se-sebenarnya itu M-Mungkin saja terjadi." Tiba-tiba Ryuko
mengeluarkan suara. Sharie dan Nakahara bahkan hampir lupa bahwa gadis itu
masih di kamar bersama mereka.
"Se-sebenarnya aku bisa
m-melihat hal semacam itu." lanjut Ryuko.
"Hal semacam itu?"
Sharie sepertinya membutuhkan penjelasan lebih rinci.
"Sesuatu yang kalian sebut
hantu, roh, fairy. sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia
normal."
"ooo... aku tidak suka ini. Kku
tidak suka cerita hantu, jadi bisa tolong kita hentikan pembicaraan ini?"
pinta Sharie.
"Jadi maksudmu, ibu yang
kutemui pagi dan siang ini adalah hantu?"
"Naka-chan!" protes
Sharie, namun Nakahara mengabaikannya.
"Y-ya. terkadang, manusia
mengalami tekanan emosi menjelang k-kematiannya. keputusasaan, k-kemarahan,
kebencian. emosi yang terlalu kuat itu akan menyebabkan roh mereka terjebak d-di
dunia manusia. Mereka memiliki keinginan dan harapan terakhir yang belum
terlaksana, oleh sebab itu m-mereka tidak bisa pergi ke dunia roh."
"Jadi menurutmu, ibuku
memiliki urusan yang belum terselesaikan? oleh karena itu dia masih menampakkan
dirinya padaku?"
"Bisa jadi seperti
itu." jawab Ryuko.
"Dengar, aku bukan penggemar
cerita horror maupun misteri, dan jujur itu karena aku takut. Tapi jika memang
yang dikatakan Ryu-chan benar. adakah sesuatu yang bisa kita lakukan untuk
membuat roh Seiko-san beristirahat dalam damai?"
"A-aku tidak ingin terlibat
dalam hal ini. Hidupku sudah cukup kacau karena kemampuan ini. dan A-aku harap
kau juga tidak terlibat dalam masalah ini Sharie."
"Tidak masalah jika kau tidak mau membantu, tapi
setidaknya beritahu aku, kira-kira apa keinginan terakhir ibuku." kata
Nakahara memohon.
"K-kau bisa mengetahuinya melalui kata-kata yang di
sampaikannya padamu." Nakahara berfikir sejenak. Mengingat segala ucapan
Seiko hari ini.
To be continue...