Newest Post

Archive for May 2014

Kioku Introduction Episode 3
Sharie Shin

image of Sharie Shin. jika kalian penasaran seperti apa penampilan Sharie Shin, bayangkan saja Haruhi Fujioka dari Ouran High School Host Club. yah walaupun personality mereka berbeda, tapi sama-sama kawaii >,<

Layar panggung terbuka dan musik dimainkan. Sharie duduk sendirian di tengah panggung. Lho kok sendirian sih.

Sharie: ‘lho, kenapa aku sendirian? Mana yang lainnya?’ tengok kanan kiri mencari teman-teman yang lain.
Dari sisi panggung muncul Nakahara dan Ryuko berjalan mendekati Sharie.
Sharie: ‘A-chan, Ryu-chan. Kenapa hanya kalian berdua. Yang lain mana?’
Ryuko: ‘sepertinya mereka akan sedikit terlambat.’

Ryuko dan Nakahara masing-masing duduk di samping Sharie.

Sharie: ‘Yah, itu artinya acara introduction ini akan sedikit terlambat juga dong.’
Nakahara: ‘Kenapa tidak kita mulai saja sendiri? kita tidak perlu menunggu mereka.’

Aura kegelapan mulai menyelimuti ruangan. Ini seperti Sharie sedang diapit para iblis.

Sharie: *GLUP, dia mulai tersadar akan situasinya.
Ryuko: ‘Nakahara, kenapa tidak kau buka saja acaranya.’ Seperti biasa sok bossy-bossy.
Nakahara: ‘Gezz, kenapa tidak kau sendiri saja yang membuka acaranya.’ Sepertinya mereka sama-sama malas.

Nakahara dan Ryuko memandang Sharie.

Sharie: ‘wha…what?’ ketakutan.
Ryuko: ‘mungkin sebaiknya Sharie saja yang membuka acaranya.’
Nakahara: ‘hm…’
Sharie: ‘o..okay. ehem…’gugup. ‘hallo, mm… selamat datang di… di Kioku Introduction episode 3. Kali ini giliran aku, Sharie yang akan melakukan Introduction bersama de… dengan dua iblis eh maksudku bersama dengan A-chan dan Ryu-chan.’

Ryuko memberikan death glare sekilas pada Sharie, sedang Nakahara masih masa bodo.

Ryuko: ‘Jadi Sharie, kau bisa mulai memperkenalkan dirimu sekarang.’
Sharie: ‘umm…mm…’ bingung. ‘Aku tidak bisa! Mana mungkin aku bisa melakukan introduction dibawah tekanan aura seperti ini!’
Nakahara: ‘memang ada yang salah?’ sok polos.
Sharie: ‘ke..keberadaan kalian yang salah.’
Ryuko: ‘hm…?’ memasang death glare untuk Sharie.

Nakahara mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.

Sharie: ‘hiiii….. a… apa yang akan kau lakukan?’
Nakahara: ‘apa? Kenapa kau ketakutan? Aku kan hanya lapar.’ Mengeluarkan buah apel dari saku yang satunya dan mulai mengupas kulitnya dengan pisau.
Sharie: ‘Waa… apel! Aku juga mau!’ tiba-tiba girang.
Ryuko: ‘Nakahara akan memberimu apel itu jika kau memulai introductionnya sekarang.’ Memutuskan seenaknya.
Sharie: ‘ok.’ Wah mudah sekali mengalihkan perhatian Sharie. Cukup dengan makanan. ‘Hai, namaku Sharie Shin, aku seorang gadis manis, lucu dan imut(bagian ini mungkin hanya sebuah kebohongan, tapi Nakahara dan Ryuko terlalu malas untuk mendebat). Aku sangat suka membaca, menulis, menggambar, menari, bernyanyi, tidur, makan, dan masih banyak lagi.’ Beruntung Sharie masih menggunakan titik dan koma dalam pengucapannya. ‘nah, sekarang mana apelku.’ Mengulurkan tangan ke arah Nakahara yang masih sibuk menguliti ehem maksudnya mengupas kulit apel.
Ryuko: ‘apa hanya segitu?’
Sharie: ‘yup, aku rasa itu cukup. Tapi jika kalian ada pertanyaan aku tidak keberatan menjawab.’ Masih menunggu Nakahara yang tidak kunjung selesai. ‘Aish, kau lama sekali sich mengupas kulitnya.’ Tidak sabar
Nakahara: ‘aku hanya menikmatinya. Tahukah kau apa yang aku pikirkan saat mengupas kulit apel ini?’ sedikitpun tidak mengalihkan pandangannya dari apel.
Sharie: ‘kau pasti berfikir apa buahnya manis atau tidak, enak atau tidak, begitu kan?’
Nakahara: mengelengkan kepala ‘bukan.’
Sharie: ‘he? benarkah? Tapi bukankah hal-hal seperti itu yang biasa dipikirkan oleh orang normal.’
Ryuko: ‘apa kau lupa dia kan tidak normal.’
Sharie: ‘ah, benar. Lalu apa yang kau pikirkan?’
Nakahara: ‘aku berfikir, apa seperti ini rasanya menguliti seseorang? Apakah akan berbeda sensasinya menguliti masing-masing bagian tubuh? Menurutmu akan lebih menyenangkan mana, menguliti punggung atau menguliti wajah?’ terlihat benar-benar penasaran.
Ryuko: ‘mmm… mungkin wajah.’
Nakahara: ‘begitu ya, aku juga berfikir seperti itu. Tapi aku juga ingin melihat tulang belakang yang masih segar.’
Sharie: ‘….’ Pucat. ‘ehemm….. bisakah… kalian tidak mengajukan pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan introductionku?’ grogi.

Ryuko dan Nakahara menatap ke arah Sharie dengan ekspresi datar.

Sharie: ‘Duh, kemana sih Popuri dan yang lainnya. Tega sekali mereka meninggalkanku dengan dua orang ini.’ Bergumam.
Ryuko: ‘kalau begitu, I will ask about your interest.’
Sharie: ‘okay.’ Tertarik.
Ryuko: ‘antara dikubur hidup-hidup dengan ditenggelamkan hidup-hidup kau lebih suka yang mana?’
Sharie: ‘Huaaa… itu juga tidak ada hubungannya dengan introduction ku.’ Mulai frustrasi.
Ryuko: ‘tentu saja ada. Aku kan bertanya mengenai mana yang lebih kau sukai.’
Sharie: ‘tapi aku tidak suka semuanya!’
Nakahara: ‘sudah, jawab saja, mumpung kami masih bertanya dengan baik-baik.’ Kali ini asik memutilasi eh maksudnya memotong-motong apel.
Sharie: ‘aku kan sudah bilang, aku tidak suka keduanya!’
Ryuko: ‘dalam hidup selalu ada pilihan, dan kau harus memilih!’ nada mengancam. wah tumben keluar kata-kata mutiara.
Sharie: ‘mmm…. Umm….’ bingung. ‘aku rasa aku lebih memilih dikubur saat sudah mati.’
Nakahara: ‘itu tidak ada dalam pilihan *munch… munch…munch…’ sambil menikmati buah apel. Sharie cuma bisa lihat sambil ngiler.
Ryuko: ‘kalau begitu, akan kusimpulkan sendiri. Kau lebih memilih dikubur hidup-hidup, yah mengingat kau tidak pandai berenang.’
Sharie: ‘tap tapi tapi…’
Nakahara: ‘baiklah, aku akan memasukannya dalam daftar perencanaanku.’
Sharie: ‘pe… perencanaan apa?’ khawatir.
Nakahara: ‘kau akan tahu bila sudah tiba waktunya.’senyum licik.

Sharie makin frustasi. Ingin rasanya dia bersembunyi di pojokan panggung sambil isap jempol. Ah, tidak,  bersembunyi saja tidak cukup. Setidaknya dia harus berlari sejauh mungkin untuk menghindari kedua makhluk ini.

Nakahara: ‘aku ingin bertanya tentang idola mana yang lebih kau suka.’
Sharie: ‘Ah, aku sangat suka Suju dan EXO!’
Nakahara: ‘bukan mereka yang ingin aku tanyakan. Yang ini lebih keren.’
Sharie: ‘Whoa… benarkah?’
Nakahara: ‘dari Freddy dan Jason, menurutmu siapa yang lebih keren?’ terlihat serius.
Sharie: ‘….’ Tik tok tik tok. ‘mmm… siapa mereka?’
Ryuko: ‘kau tidak tahu mereka?’
Sharie: ‘tidak. Memang mereka siapa?’

Nakahara mengeluarkan HP miliknya dan menunjukkan beberapa gambar Freddy dan Jason.

Sharie: ‘Oh, my…!’ menutup mata dengan kedua tangan.
Nakahara: ‘jadi, siapa menurutmu yang lebih keren?’
Sharie: ‘rasanya aku mau muntah.’ Bergumam.
Ryuko: ‘Kalau aku lebih suka Freddy. Dia menyerang dari dalam mimpi bukan? Itu artinya akan ada banyak ilusi.’ Dasar illusion freak.
Nakahara: ‘Jika aku bertemu Freddy hanya di dalam mimpi, aku tidak akan bisa mengambil fotonya untuk koleksi, jadi aku pilih Jason saja.’ Ga penting.
Sharie: ‘teman-teman, sebagai seorang gadis, tidak bisakah kalian mengidolakan sesuatu yang normal? Seperti Suju misalnya, atau SNSD.’
Ryuko: ‘aku tidak mengidolakan mereka. Aku hanya bilang jika disuruh memilih antara keduanya, aku akan memilih Freddy.’
Nakahara: ‘ya, aku juga. Aku tidak suka Psikopat.’
Sharie: ‘benarkah?’curiga
Nakahara: ‘aku lebih memilih hantu. Mereka lebih hebat, mereka bisa menghilang, terbang dan tidak bisa mati.’
Sharie: ‘tentu saja! Karena mereka memang sudah mati!’ frustasi.
Nakahara: ‘Tapi jika SNSD berdandan seperti zombie mungkin aku akan mempertimbangkannya.’
Sharie: ‘bukankah kau bilang tidak suka Zombie.’
Nakahara: ‘memang, tapi mereka lebih menarik daripada manusia.’
Shaire:  ‘aku sudah tidak tahan, aku sudah tidak tahan.’ Menutup wajah dengan tangannya.
Ryuko: ‘Kenapa dia?’ bertanya pada Nakahara.
Nakahara: angkat bahu ‘mungkin dia bosan.’
Ryuko: ‘Hmm… kalau kau bosan, ayo kita bermain.’
Sharie: ‘bermain?’ terlihat agak tertarik.
Nakahara: ‘mungin lempar pisau ke apel yang diletakkan di atas kepala?’
Ryuko: ‘itu sudah terlalu kuno.’
Sharie: ‘seharusnya kau bilang itu terlalu berbahaya!’
Nakahara: ‘kuno? Apa kita harus menggunakan senjata laser agar lebih terdengar modern?’
Sharie: ‘bukan itu intinya!’
Ryuko: ‘tapi apa kau punya laser?’
Sharie: ‘Hei, jangan abaikan aku!’
Nakahara: ‘biar aku cek dulu.’ Mengeluarkan isi tasnya.’ Gunting, pisau lipat, pisau daging, kapak, gergaji, gunting rumput, bor, palu, hmmm… tidak ada laser.’
Sharie: ‘untuk apa kau membawa semua peralatan itu! Dan bagaimana pula semua alat itu bisa masuk ke dalam tas mu? Memang kau magician?’
Ryuko: ‘kau berisik sekali.’ memberikan death glare untuk Sharie.

Sharie langsung diam seribu bahasa seperti lidahnya baru saja dicuri kucing, ah tidak, lebih parah, lidahnya seperti dicuri zombie untuk dijadikan hidangan pencuci mulut.

Nakahara: ‘jadi bagaimana?’
Sharie: ‘se… sebaiknya kita ganti permainan saja.’
Ryuko: ‘apa kau punya ide bagus?’ tanya pada Sharie.
Sharie: ‘bagaimana kalau kita bermain sambung kata. Permainan itu sangat AMAN.’
Ryuko: ‘bagaimana?’ melirik Nakahara.
Nakahara: ‘boleh juga.’
Sharie: ‘yes!’

Aneh sekali, kenapa dengan mudahnya Nakahara dan Ryuko menyetujui ide yang membosankan itu ya?

Nakahara: ‘agar lebih menyenangkan, yang kalah harus mendapat hukuman.’
Sharie: ‘ah, benar. Mungkin hukumannya bisa menari atau menyanyi.’
Nakahara: ‘tidak bisakah kau membuat inovasi yang menarik? Misalnya yang kalah harus memotong satu ruas jarinya.’
Ryuko: ‘itu artinya jika kalah 28 kali, jari tangan akan habis semua.’
Nakahara: ‘kau belum menghitung ruas jari kaki.’
Ryuko: ‘kita boleh menggunakannya juga?’
Nakahara:tentu, bagaimana menurutmu?’ menatap Sharie.
Sharie: ‘mbb… aku benar-benar ingin muntah.’ Pucat.

Duh, kog introductionnya jadi melenceng jauh banget ya.

Sharie: ‘teman-teman, sampe kapan kalian akan membiarkanku terjebak dengan mereka.’ Bergumam putus asa.
Nakahara: ‘apa dia akan menangis?’ bertanya pada Ryuko, tapi sebenarnya dia tidak peduli.
Ryuko: ‘akan lebih menyenangkan jika iya.’
Nakahara: ‘mungkin kita terlalu jauh menggodanya.’ Sejak kapan Nakahara jadi mudah merasa bersalah begini?
Ryuko: ‘tentu saja tidak. Ini belum seberapa.’
Nakahara: ‘ah, kau benar. Ini belum apa-apa. Tapi waktunya hampir habis.’
Sharie: ‘hei, kenapa kalian berdua bisik-bisik di belakangku.’

Ryuko dan Nakahara melihat jam tangan mereka. Bersamaan dengan itu, Popuri, Aerish, Takano dan makio muncul.

Aerish: ‘A-chan? Ryuko-chan? Kalian sudah datang?’
Sharie: ‘Huwaa…. Teman-teman!’ berlari ke arah Aerish dan memeluknya kemudian menangis histeris.
Popuri: ‘kau kenapa Sha-chan?’
Sharie: ‘akhirnya kalian datang juga! Aku sudah tidak tahan! *Hikz… hikz…’
Takano: ‘Nakahara dan Ryuko menggodamu lagi ya?’
Sharie: ‘kenapa kalian tega sekali meninggalkanku sendirian dengan mereka! Dan kenapa kalian terlambat? Kalian tahu, introductionku jadi kacau karena dua orang itu.’ Menunjuk Nakahara dan Ryuko yang asyik sendiri.’mereka terus saja berbicara mengenai hal-hal seram dan tidak kumengerti *sob…sob…’
Makio: ‘terlambat? Apa maksudmu? Bukankah memang jadwal introductionnya diundur?’
Takano: ‘kami menerima pesan singkat dari Nakahara dan Ryuko kalau jadwal introductionnya diundur 2 jam.’ Mengeluarkan HP dan memperlihatkan sms yang dimaksud.
Popuri: ‘dan apa kau tadi bilang kau sudah melakukan introduction? Tanpa kami?’

Sharie yang dari tadi asyik menangis di pelukan Aerish mengangkat kepalanya dan terbengong. Semua mata melihat ke arah Nakahara dan Ryuko.
Krik…. Krik…. Krik… hening

Nakahara: ‘sial, kita ketahuan.’ Walaupun begitu dia mengatakannya dengan nada masa bodo.
Ryuko: ‘ada toko Takoyaki baru di dekat sini, apa kau mau mampir?’ bertanya pada Nakahara.
Nakahara: ‘ide bagus, aku memang masih lapar.’

Ryuko dan Nakahara berjalan menjauh dan pergi, sementara Sharie CS masih bengong.

Sharie: ‘HUUWAAAAA!....’ menangis histeris.
Aerish: ‘aku rasa ini ulah mereka.’
Popuri: ‘malang sekali nasibmu Sha-chan.’
Takano: ‘apa ini artinya kita tidak perlu melakukan introduction untuk Sharie?’
Makio: ‘tidak usah. dia bilang sudah melakukannya kan. Lebih baik kita ke Game Center saja.’
Popuri: ‘Aku ikut!’ semangat.

Takano, Makio dan Popuri pergi meninggalkan Aerish dan Sharie yang masih terpuruk.

Aerish: ‘Sharie-chan, aku rasa kau harus menutup acara ini.’
Sharie: ‘Huwaaa….*sob…sob…’ masih menangis histeris.
Aerish: Sigh. ‘baiklah, aku saja yang tutup.’ Terpaksa. ‘terima kasih sudah mengikuti introduction Sharie yang sebenarnya aku sendiri tidak tahu bagaimana. Hmm… jadi … um see you next time.’

-BYE-

Kioku Introduction - Sharie shin

Friday, May 30, 2014
Posted by atsuko's world
Tag :
Kioku Introduction

Episode 2 – Makio Namikaze


 image of Makio Namikaze. Jika kalian ingin tahu seperti apa penampilan dari Makio, bayangkan saja Azusa Kinose dari starry sky. Waa... cute >,<

Tirai panggung terbuka dan music mulai dimainkan. Para karakter Kioku duduk dengan santai di atas panggung.

Takano: ‘halo selamat datang!’ melambaikan tangan.
Popuri:selamat datang.’

Sebenarnya mereka ngomong sama siapa sih >,<

Sharie: ‘selamat datang di Kioku introduction episode 2!’
Aerish: ‘kali ini siapa yang akan melakukan introduction?’ tengok kanan kiri.
Makio: mengangkat tangan tinggi-tinggi. ‘aku, aku aku!’ seperti biasa heboh sendiri.
Popuri: ‘Ah, jadi sekarang giliran Makkun. Lalu kapan giliranku?’
Sharie: ‘sabarlah Poo-chan, kau bisa mengantri untuk episode selanjutnya.’
Ryuko: ‘setidaknya episode ini dipersiapkan dengan damai.’ Melirik sinis ke arah Nakahara.
Sharie: ‘ya mengingat kekacauan episode sebelumnya.’ Merinding karena mengingat kejadian di episode perdana.
Nakahara: ‘tapi aku masih penasaran, sejak kapan Takano mengikuti les piano?’ *baca episode sebelumnya.
Takano: ‘mm… surprise! aku memang sengaja tidak memberitahu kalian.’ Keliatan banget bohongnya.
Makio: ‘jadi kapan introductionnya akan dimulai?’ cemberut.
Aerish: ‘duh, sampai lupa. Kita mulai saja. Makio-kun silahkan perkenalkan dirimu.’
Makio: ‘ok, ehem… namaku Makio Namikaze, dozou yorishiku.’ Melambaikan tangan. ‘seperti yang kalian lihat. Aku anak laki-laki. Aku suka makan dan sangat jago di bidang IT, seperti yang bisa kalian baca Reunion Bloody island. Di situ aku cukup berguna bukan? Dan…umm…’ berfikir. ‘aku bingung’ menyerah.
Aerish: ‘kenapa Makio-kun?’
Makio: ‘aku tidak tahu apa yang harus dikatakan.’
Sharie: ‘he? tidak biasanya Makkun kehabisan kata-kata.’
Popuri: ‘apa karena kau gugup?’
Nakahara: ‘mana mungkin, dia kan tidak tahu malu’ santai. Ryuko manggut-manggut.
Takano: ‘Mungkin kita bisa memberi sedikit bantuan padanya.’
Makio: ‘maksudnya?’
Takano: ‘seperti Nakahara, kita buat menjadi sesi tanya jawab saja.’
Aerish: ‘yah, itu ide yang bagus.’
Popuri: ‘kalau begitu aku yang pertama bertanya.’
Sharie: ‘ah, kenapa Poo-chan terus yang mendapat giliran pertama?’
Popuri: ‘karena pertanyaanku lebih menarik darimu, tapi jika kau memang mau ya sudah kau saja dulu.’
Aerish: ‘ya, kau bisa bertanya duluan Sharie-chan.’
Sharie: ‘Yay! Mm… aku ingin bertanya, umm… apa hobby mu Makkun?’
Popuri: ‘see, pertanyaanmu terlalu mainstream.’
Takano: ‘tidak masalah. Nah, sekarang Makky jawab pertanyaan Sharie.’
Makio: ‘seperti yang aku bilang sebelumnya, aku sangat suka makan.’
Ryuko: ‘tapi kami bertanya tentang hobbymu. Apa yang biasa kau lakukan di waktu luang.’
Makio: ‘aku rasa sama saja. Aku memang suka makan di waktu luangku.’
Takano: ‘di otakmu memang hanya ada kata makan saja.’
Popuri: ‘tapi kenapa makkun tidak gemuk ya? Padahal dia makannya banyak.’
Nakahara: ‘mungkin ada cacing di perutnya.’
Makio: ‘tentu saja tidak! Ini hanya bawaan gen saja.’
Sharie: ‘wah, menyenangkan sekali ya jadi Makkun. Bisa makan banyak tanpa perlu khawatir jadi gemuk.’
Nakahara: ‘jika kau mau seperti dia, masukan saja cacing pita ke dalam perutmu itu.’
Sharie: ‘ck, seperti biasa komentarmu sangat tidak menyenangkan, A-chan.’
Takano: ‘Giliranku. Makky, bisa kau ceritakan mengenai peranmu dalam seri Kioku?’
Makio: ‘sebenarnya aku tidak ingin membahas tentang hal itu.’
Aerish: ‘he? kenapa?’
Makio: ‘aku hanya mendapat peran kecil di setiap seri!’ sambil menutup muka.
Ryuko: ‘peran kecil katamu? Berbanggalah sedikit, merupakan sebuah kehormatan besar bisa berperan sebagai sahabat Ryuko dalam seri Wasureta Kioku.’
Makio: ‘aku sama sekali tidak menemukan alasan untuk berbangga.’ Datar.
Sharie: ‘aku mengerti perasaanmu.’
Popuri: ‘yah, aku juga.’
Ryuko: ‘cih, apa-apaan mereka?’
Aerish: ‘aku rasa kita sedang di serang.’ Berbisik pada Ryuko.
Takano: ‘Aku juga sering berfikir, kenapa harus kalian bertiga (read: Ryuko, Aerish, Nakahara) yang selalu menjadi peran utama di setiap seri Kioku? Bahkan di side story pun kalian masih yang utama.’
Ryuko: ‘karena kami karakter favorite para author.’
Aerish: ‘Lagipula bukankah kau juga pernah jadi pemeran utama di Kioku side story, Makio-kun. Judulnya… umm aku lupa.’
Ryuko: ‘password of love’
Aerish: ‘ah, iya benar itu judulnya.’
Makio: ‘itu hanya satu episode!’
Aerish: ‘tapi tetap saja, kau sudah pernah dapat peran utama kan.’

Makio cemberut.

Nakahara: ‘yah, seperti biasa kalian memang selalu ber lovey dovey.’ Datar sambil ngitungin semut yang lewat.
Makio&Aerish: ‘ha?’
Sharie: ‘kau benar A-chan. Mereka terlihat sweet sekali saat berdebat.’
Popuri: manggut-manggut. ‘mereka memang best couple di Kioku.’
Aerish: ‘itu tidak benar!’
Takano: ‘semakin kau mengelak semakin terlihat jelas kenyataannya, Aerish.’
Aerish: ‘aku bilang itu tidak benar. Coba saja kalian baca Hakai no Kioku. Di situ diceritakan aku dekat dengan Eunhyuk.’
Makio: ‘ck, bagaimana aku mau baca kalau serinya saja belum selesai sampai sekarang.’
Popuri: ‘sudah, akui saja Aeri-chan. Kami pasti akan merestui kalian.’
Takano: ‘he… lihat, wajahnya memerah.’
Aerish: ‘wajahku memerah karena kesal, tidak ada hubungannya dengan Makio-kun. Lagi pula ending dari Hakai no Kioku kan aku akan bersama dengan... mb’ cepat-cepat menutup mulut dengan tangan.
Sharie: ‘bagaimana endingnya?’ penasaran.
Aerish: ‘fuh, hampir saja aku membocorkan ending dari Hakai no Kioku. Aku tidak mau cerita lagi.’ Ngambek.
Makio: ‘jadi benar, Aerish memang bipolar.’
Aerish: ‘apa maksudmu?’
Takano: ‘kau tidak ingat? Saat menjelang ending di seri Bloody Island, kau terlihat sangat berbeda Aerish.’
Nakahara: ‘Ah, benar. Dia memerintahku ini dan itu. Menakutkan.’ Walau begitu tidak terlihat sedikitpun ekspresi ketakutan di wajah Nakahara. Sebenarnya tidak ada ekspresi sama sekali.
Aerish: ‘itu hanya tuntutan peran saja. Sebenarnya aku ini sangat lembut.’
Popuri: ‘hah, sejak kapan kau jadi narsis begini?’
Aerish: ‘Sudahlah, ini kan episode untuk Makio-kun. Jadi bisa kita kembali ke jalan yang benar.’
Popuri: ‘kau pikir kami sedang tersesat apa.’
Sharie: ‘ha? Memang kita sedang tersesat ya?’

GUBRAK

Takano:tidak usah pedulikan Sharie. Mari kita lanjutkan.’
Popuri: ‘Aeri-chan, apa kau tidak ingin bertanya sesuatu?’
Aerish: ‘mm… aku bingung harus tanya apa ya…’
Ryuko: ‘mungkin kau bisa bertanya apa dia mau jadi pacarmu.’
Aerish: ‘Ryuko-chan! Jangan  mulai lagi!’
Ryuko: ‘apa? Aku kan hanya memberikan saran.’
Popuri: ‘pfft… memang sangat menyenangkan menggodamu Aeri-chan.’
Aerish: ‘aku mau pulang saja.’ Melangkah menjauh dengan kesal tapi kemudian di tahan oleh Sharie.
Sharie: ‘Waa… jangan marah Aeri-chan, kami tidak akan menggodamu lagi.’ Menyeret Aerish kembali ke tempat duduknya
Takano: ‘sejak kapan dia jadi ngambekan?’ berbisik pada Makio.
Makio: ‘mana aku tahu.’ Angkat bahu.
Popuri: ‘baiklah, kembali ke jalan cerita. Aku ingin bertanya mengenai hal serius, dari kami berenam, jika ada suatu keadaan darurat terjadi padamu, siapa yang pertama kali kau hubungi?’

Sharie dan Aerish pasang wajah serius.

Makio: ‘mm..’ berfikir. ‘mungkin Takky.’
Takano: ‘sweet.’
Sharie: ‘he? kenapa Takky?’
Makio: ‘karena dia sahabatku.’
Popuri: ‘lalu kami ini apa?’
Makio: ‘kalian juga sahabatku, tapi aku dan Takky itu berbeda.’
Ryuko: ‘ck, aku curiga dengan hubungan kalian berdua. Jangan-jangan…’
Makio: ‘NOOOO!!! Jangan berfikiran yang macam-macam.’
Ryuko: ‘aku kan belum selesai.’
Makio: ‘tidak perlu diselesaikan aku sudah tau apa yang ada di otakmu itu.’
Popuri: ‘kalau begitu jelaskan apa perbedaannya.’
Makio: ‘seperti yang kalian lihat, dari kita bertujuh hanya Takky dan aku yang laki-laki. Kalian semua memang sahabatku, tapi mengertilah. Ada beberapa hal MANLY yang tidak bisa kubicarakan dengan kalian para gadis-gadis. Jadi mau tidak mau pilihanku jatuh pada Takky.’
Popuri: ‘bagaimana jika hal urgent itu tidak ada hubungannya dengan gender? Apa kau kau tetap akan pilih Takky?’
Makio: ‘yup.’
Sharie: ‘Booo….’
Makio: ‘tapi serius. Aku tidak mungkin memilih Ryuko, karena apa? Jika aku melibatkan Ryuko dalam situasi yang sulit aku akan berurusan dengan Ashihara senpai atau Kiryu senpai. Bukannya aku takut, aku hanya cinta damai.’
Ryuko: ‘mereka bukan orang seperti itu.’
Makio: ‘aku tidak mau ambil resiko.’
Aerish: ‘lalu bagaimana dengan aku, Sharie-chan dan Poo-chan?’
Makio: ‘Poo-chan itu orang yang sibuk. Jika aku menghubunginya di saat genting, bisa saja dia sedang melancong ke negeri antah berantah. Aku rasa aku akan kerja dua kali nantinya.’
Sharie: ‘lalu aku?’
Makio: ‘sebenarnya aku tidak ingin mengatakan hal ini, tapi karena kau bertanya… mau tidak mau aku akan menjelaskan. Alasan kenapa aku tidak menghubungi Sharie di saat genting kalian pasti juga sudah tahu. Bayangkan saja, aku dalam situasi sulit harus bersusah payah menjelaskan situasiku yang pasti tidak dimengerti oleh Sharie dengan sekali ucap. Bisa-bisa aku kehabisan waktu.’

Yang lain manggut-manggut setuju.

Sharie: ‘Aish.’
Makio: ‘dan Aerish, situasinya hampir mirip dengan Ryuko. Aku tidak mau berurusan dengan Eunhyuk. Dia itu agak sedikit menyebalkan.’
Aerish: ‘dan A-chan? Apa juga karena Fujiwara-senpai?’
Makio: ‘Ah, kalau dia… ini tidak ada hubungannya dengan Fujiwara senpai. Kalian tahu kan bagaimana Nakahara, dia suka seenaknya sendiri. Jika aku menghubunginya di saat genting, belum tentu dia peduli, kalaupun iya dia bisa saja memutuskan sambungan di tengah percakapan dan tamatlah riwayatku.’
Takano: ‘jadi intinya, karena tidak ada yang lain, mau tidak mau aku yang dipakai?’
Makio: ‘mungkin haha….’
Aerish: ‘mm… ngomong-ngomong soal A-chan, kenapa dari tadi aku tidak mendengar suaranya?’ tengok kanan kiri.
Sharie: ‘ah, benar. Pantas dari tadi aku tidak merinding.’
Popuri: ‘kau pikir dia hantu.’
Ryuko: ‘memang mirip.’

Sharie cs cari-cari keberadaan Nakahara.

Ryuko: ‘What the….’ Melihat ke pojokan panggung. Nakahara sedang tertidur pulas.
Sharie: ‘apa dia sedang tidur?’
Aerish: ‘sepertinya iya.’
Popuri:bisa-bisanya dia tidur dalam keadaan begini.’
Makio: ‘sudah kubilang, dia memang suka seenaknya sendiri.’
Aerish: ‘apa kita harus membangunkannya?’
Takano: ‘sebaiknya tidak.’
Ryuko: ‘hm, kita tutup saja acaranya lalu tinggalkan dia sendiri di sini. Bila perlu kunci pintunya agar dia tidak bisa keluar. Mungkin seseorang akan menemukan mayatnya besok.’
Sharie: ‘rencanamu sangat kejam Ryu-chan.’
Takano: ‘Baiklah kalau begitu, kita tutup saja acaranya.’ Sepertinya Takano setuju dengan rencana Ryuko.
Makio: ‘ terima kasih sudah mengikuti introduction episode ku kali ini!’
Aerish: ‘maaf jika banyak pembicaraan yang melenceng’ lirik yang lainnya.
Sharie: ‘aku harap episode tiga bisa segera dikerjakan.’
Popuri: ‘sudah-sudah, ayo cepat kita keluar dari sini sebelum A-chan bangun.’ Satu lagi yang setuju dengan rencana Ryuko.

Semuanya bergegas berdiri dan pergi menuju pintu keluar sebelum langkah mereka terhenti karena sebuah suara.

Nakahara: ‘hm…*yawn*’ bangun dari tidur, kucek-kucek mata, bangkit berdiri kemudian berjalan menuju pintu keluar dan pulang.

Krik krik krik… yang lain hanya terdiam menyaksikan adegan berdurasi 53 detik itu.

Ryuko: ‘Dam*, kenapa dia bangun disaat yang tepat.’
Popuri: ‘aku rasa rencana kita gagal.’
Takano: ‘sudahlah, aku mau pulang.’

Dengan sedikit kecewa mereka pulang…

-BYE-

Kioku Introduction - Makio Namikaze

Monday, May 26, 2014
Posted by atsuko's world
Tag :


Kioku introduction

Atsuko Nakahara

 image of Nakahara. jika kalian ingin membayangkan seperti apa Nakahara, bayangkan saja Ai Enma dari Jigoku Shoujo. seram tapi tetap sexy fufufu

LETS START!!

Layar panggung terbuka musik mulai dimainkan. Nakahara duduk terikat di tengah panggung. Ha? Terikat?
Makio, Takano, Aerish, Popuri, Sharie dan Ryuko berdiri mengelilingi Nakahara.

Kioku Introduction - Atsuko Nakahara

Thursday, May 22, 2014
Posted by atsuko's world
Tag :

// Copyright © My World //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //