Newest Post

Archive for 2015





Gadis yang mengenakan pakaian tidurnya melihat Makio berlari keluar gedung membawa sebuah tongkat baseball.

"Mungkinkah?" Sharie berlari menyusul Makio yang berlari ke arah sungai.

"Maki-chan!" Sharie memanggil Makio saat dia berhasil menyusulnya di jembatan. Makio berputar dan melihat Sharie berdiri di tempatnya.

"Sharie! senang bisa melihatmu lagi. aku baru saja bertemu dengan Nakahara dan dia mengajakku bermain." kata Makio mengayun-ayunkan tongkatnya.

"Tidak, tolong, jangan katakan bahwa semua ini benar." Sharie memohon dan menangis.

"Tentu saja ini benar Sharie. bertahun-tahun aku bermain dengannya. Terima kasih, berkat kau yang mengenalkan aku padanya kami bisa memiliki waktu yang menyenangkan.

"Tapi aku menginginkannya. aku ingin dia tahu, apa yang dia lakukan padaku."

Ah, itu sebabnya Nakahara mengatakan hal itu padaku, pikir Sharie.

"Sharie." Kali ini Nakahara muncul di belakang Sharie, saat saat gadis itu berputar, dia tidak dapat melihatnya. Sharie hanya mampu mendengar Nakahara.

"Aku sudah tidak berfikir ini salahmu. dan ini memang bukan salahmu." lanjut Nakahara

"Dia memang sakit, dan tidak ada yang bisa kita lakukan dengan hal itu. karenanya, aku ingin kau berhati-hari di masa depan, okay?" 

"Naka-chan, maafkan aku. sungguh, maafkan aku."

"aku memaafkanmu Sharie. Sayonara..."

Sesaat setelah suara Nakahara lenyap, Sharie melihat Makio terjatuh atau tepatnya seperti ditarik jatuh dari jembatan. Suara lengkingan Makio dapat terdengar jelas sebelum akhirnya dia jatuh ke air dan suasana kembali sunyi. Sharie melihat kebawah. Tidak ada apapun disana. Ini sudah berakhir. Setidaknya itu yang dipikirkannya.


Two years later

"Ohayo, Naka-chan! kali ini aku menjengukmu dengan Ryuko. LIhat dia sudah banyak berubah sekarang." Sharie berbicara di depan makam Nakahara dan menunjuk Ryuko yang berada di sampingnya. Memang benar, RYuko kini telah berubah. penampilannya tidak sesuram dulu, dan dia lebih terlihat percaya diri.

"Selain itu, dia juga mulai belajar menggunakan kemampuannya untuk membantu orang lain." lanjut Sharie.

"Aku, berlajar untuk melakukan upacara untuk menenangkan roh yang terjebak di dunia nyata sepertimu, Nahakara. tidak akan ada lagi balas dendam." Ryuko bergumam di bagian akhir.

"Ah, Ryu-chan! kita sudah terlambat. Ayo segera kembali ke mobil." kata Sharie panik.

"Beri aku waktu lima menit." pinta Ryuko.

"Ah, aku mengerti. kalau bergitu aku tunggu di mobil, jangan terlalu lama ya." kata Sharie yang akhirnya pergi setelah mengucapkan salam perpisahan pada makam Nakahara.

Sharie sangat mengerti apa yang ingin dikatakan Ryuko, dia memang tidak sempat mengatakannya dulu, dan selama dua tahun ini, Ryuko selalu menghindari makam Nakahara.

"Aku... ingin minta maaf padamu." sudah lama Ryuko ingin mengatakan hal ini. "Maaf karena aku tidak dapat menyelamatkanmu saat kau masih hidup. Maaf karena aku tidak bisa membantumu bahkan saat kau sudah meninggal. Aku tidak bisa memberimu jalan yang lebih baik selain balas dendam." Ryuko menghela nafas.

" tapi, sekarang semua akan berbeda, aku akan berusaha untuk bisa membantu orang-orang sepertimu, bahkan roh sepertimu. aku akan bekerja keras." dan itu adalah perkataan terakhir Ryuko sebelum meninggalkan makam Nakahara. Setelah beberapa langkah diambilnya, Ryuko menoleh kebelakang, melihat makam Nakahara. Dia trekejut melihat Nakahara beriri di sana, tersenyum padanya, kemudian hilang bagai dandelion yang tertiup angin.

"sudah selesai?" tanya Sharie sesaat setelah Ryuko memasuki mobil.

"Sharie..." panggil Ryuko.

"ya? Ada apa?"

"Apa kau benar-benar tahu bahwa Makio telah mati?" pertanyaan Ryuko hanya dijawab dengan keheningan. Lalu kemudian Sharie menggeleng.

"Begitu ya..." Ryuko terlihat sedang berfikir. " Berjanjilah padaku, dalam waktu dekat ini kau bertemu dengan Makio, kau harus mengatakannya padaku." Sharie mengerti dengan maksud temannya itu dan dia mengangguk.

"Mungkin kita harus mengadakan upacara untuknya."

the end

Ghost ! part 10 end

Sunday, October 4, 2015
Posted by atsuko's world
Tag :








Munch...munch...munch

Sandwich tuna kini sudah berpindah ke mulut Makio. Tidak ada yang diinginkan Makio saat ini selain makan dan makan. Minggu ini addalah minggu yang terberat untuknya. Dia telah kehilangan 'mainan' kesayangannya. kemudian penemuan mayat Nakahara oleh Sharie.

Seharusnya tidak ada yang tahu tempat itu, tapi kenapa Sharie bisa kesana dan menemukannya. Ah, kini dia menyesal. seharusnya dia menguburkan atau setidaknya membuang mayat Nakahara. Sharie, cepat atau lambat akan mengetahui kebenaranya.

"Mungkin aku akan menjadikannya mainanku yang berikutnya." gumam Makio.

"Begitukah?" tanya Nakahara yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapan Makio. Terkejut dengan keberadaan gadis itu, Makio terjungkal dari bangunya dan mendarat di lantai. Dia melihat Nakahara dengan tatapan horror.

"B-Bukankah kau sudah mati?" keringat dingin mengucur di dari Makio.

"Ya, tentu kau yang paling tahu akan hal itu." jawab Nakahara tenang. Makio berusaha mengatur nafasnya yang tidak teratur, mengusap keringat di keningnya kemudian bangkit. Dia tampak lebih tenang sekarang.

"Dan kenapa kau masih ada disini? apa kau merindukanku?" tanya Makio dengan senyum liciknya. Nakahara selalu berfikir bahwa Makio mungkin gila, dan dia memang gila.

"Aku kemari untuk membalas dendam." kata Nakahara dengan aura yang menakutkan. namun hal itu tidak membuat Makio mundur. Makio mengambil tongkat baseball miliknya yang tak jauh dari meja makan kemudian mengayunkannya ke arah Nakahara, tapi tidak kena. Tepatnya gadis itu sudah tidak ada. Kemudian terdengar pintu terbuka, dan terlihat Nakahara berdiri di ambang pintu, kemuadian menghilang kembali.

"Apa ini? Kau ingin bermain? Aku sangat suka permainan, terutama yang melibatkan darah dan jeritan." Makio mengikuti Nakahara keluar dari apartement miliknya dan turun ke jalanan masih dengan membawa tongkat baseball.

Nakahara ingin Makio mengikutinya.

To be continue...

Ghost ! part 9

Posted by atsuko's world
Tag :








Sharie berbaring di ranjangnya. ditemani Ryuko yang duduk di sebelahnya. ruangan itu gelap, hanya ada cahaya bulan yang masuk melalui jendela. Terlihat begitu indah tapi juga menyedihkan.

"Ryu-chan." panggil Sharie lirih masih menatap ke luar jendelanya.

"Apa benar Naka-chan sudah mati?" Sharie masih tidak bisa percaya nasib sahabatnya itu. Selama dua tahun menghilang, Sharie terus berharap bahwa Nakahara baik-baik saja. Walau terkadang keputusasaan membuat Sharie berfikir sahabatnya itu sudah mati, namun dia tidak benar-benar meyakininya.

"Maafkan aku Sharie." hanya itu yang bisa Ryuko katakan.

"Jika itu benar, Lau... lalu kenapa aku bisa melihatnya saat itu? Aerish-nee Popuri? kenapa? bukannya hanya kau yang bisa melihatnya?" Sharie terdengar frustasi.

"Sharie, Nakahara bahkan tidak tahu kalau dia sudah mati, kekuatan rohnya membuat dia yakin bahwa dirinya masih hidup. karena itu kita semua dapat melihatnya." jawab Ryuko.

"Hanya orang yang benar-benar tahu bahwa Nakahara sudah mati yang tidak dapat melihatnya." lanjut Ryuko.

"Jadi, apa sekarang Nakahara sudah tenang? Aku berfikir, mungkin harapannya adalah ingin tubuhnya ditemukan. karena itu dia membawa kita ke sana kan."

"K-kau boleh manganggapnya seperti itu." jawab Ryuko ragu. Sharie terdiam sejenak. awalnya dia hanya mendengarkan penjelasan Ryuko, namun setelah mengingat sesuatu, jantungnya berdegub kencang hingga membuatnya bangkit dari ranjang. Sharie membelalakan matanya melihat Ryuko yang memasang ekspresi bersalahnya.

"Itu tidak mungkin."
 
"Sharie, dengarkan aku..."

"Aku bilang ini tidak mungkin!" Sharie berteriak dengan seluruh kekuatannya. kemudian berlari keluar kamar.

"Sharie, kau mau kemana?!" Ryuko mulai panik mendapati Sharie berlari ke arah pintu keluar setelah mengambil mantelnya.

"Aku akan menemuinya, dan membuktikan padamu dia tidak bersalah."

"Jangan, ini berbahaya untukmu!"

"Tidak akan terjadi apapun, dia bukan...."

"Sharie sadarlah, dia sudah membunuh Nakahara. tidak ada jaminan dia tidak akan melakukan hal yang sama padamu. Dengarkan aku, kita tidak boleh ikut campur dalam masalah mereka. kau bisa membuat Nakahara semakin marah."

"Apa maksudmu." tanya Sharie, tidak mengerti.

"Nakahara, yang dia inginkan adalah balas dendam. Jika kau menghalanginya, dia tidak akan segan padamu Sharie." jawab Ryuko. tanapa perlu berlama-lama, Sharie bergegas melepaskan diri sari Ryuko dan berlari keluar.

To be continue...

Ghost ! part 8

Posted by atsuko's world
Tag :




Nakahara merasakan dingin. Dia memang selalu merasa dingin. mungkin ini sudah malam, pikir Nakahara. Nakahara mengubah posisinya hingga terdengar bunyi gemerincing rantai yang melingkar di kakinya. Didengarkannya baik-baik suara di atas sana. suara burung hantu yang mungkin sedang mencari makan.

"Ah ini sudah malam." gumam Nakahara, kemudian membuat sebuah garis lurus di tembok menandakan satu hari lagi yang terlewati.

Nakahara sudah nyaris buta, dia sudah tidak dapat melihat lagi karena cidera yang dialaminya. Dia juga nyaris kehilangan suaranya dan tidak sanggup lagi berteriak. Bahkan saat dia dipukul  dengan batu, besi ataupun yang lainnya. Nakahara tetap tidak mampu berteriak.selama dua tahun terakhir, Nakahara menghabiskan hidupnya di ruang bawah tanah. walau hari-hari yang dia jalanan tidak bisa dikatakan sebagai hidup.

Setiap hari dia harus menghadapi terror terbesar. Penculiknya. Seperti halnya spikopat, penculik itu sangat menikmati saat dia memukul Nakahara. Dia memukul kepalanya, mematahkan kaki,tangan dan jari-jarinya.Tidak peduli seberapa banyak Nakahara memohon, namun penculik itu tidak pernah mendengarkan. dia terus saja tertawa dan terus memukul Nakahara.

Tapi penculik itu tidak memukulnya hingga mati. ah, mungkin akan lebih baik jika Nakahara mati. tapi kenyataan memang kejam. Penculik itu menghajarnya, kemudian menyembuhkannya agar dapat lebih banyak menghajarnya, dan lingkaran maut itu terus terulang.

he beat me and then heal me, so he can beat me more...

Tapi malam ini akan berbeda. setelah sekian lama, akhirnya Nakahara berhasil menyembunyikan besi berkarat yang biasa di pakai penculik itu untuk memukulnya.Nakahara berniat untuk mengahiri semuanya. dia sudah lelah. dan harapannya sudah hancur.

Sebelumnya, hari demi hari dia terus menunggu dan berharap bahwa akan ada seseorang yang menolongnya, tapi hari itu tidak pernah datang. Jadi Nakahara memutuskan untuk berhenti berharap, dan mengakhiri semuanya dengan tangannya sendiri.

Nakahara perlahan mengambil besi berkarat itu dan memegangnya dengan kedua tangannya.Tidak ada keraguan dalam dirinya saat menusukkan besi itu tepat menembus jantungnya. Tidak ada rasa sakit. hanya kebebasan yang dia rasakan, dan satu keinginan kuat sebelum jantungnya berhenti berdetak.



Nakahara duduk di samping batu nisannya. dia melihat Sharie yang masih saja menangis. Meski pemakaman sudah selesai dua jam yang lalu, namun gadis itu masih belum beranjak dari tempatnya. Wajah Sharie terlihat pucat, dan matanya sembab. sangat terlihat bahwa dia sangat syok dan lelah. Mau bagaimana lagi, Sharie dan Ryuko terpaksa harus berurusan dengan polisi setelah menemukan mayat Nakahara di tempat terpencil seperti itu. Mungkin mereka mengira bahwa mereka berdua adalah pelakunya.

"Dimana ekornya?" gumam Nakahara, namun kali ini tidak ada yang mendengarnya, termasuk Sharie. kini sahabatnya tidak dapat melihat sosoknya lagi. Nakahara berharap dia dapat bertemu dengan Ryuko, namun anehnya hari ini dia tidak mengekor pada Sharie. mungkin Ryuko menghindarinya.

"Tidak masalah, akan ku urus sendiri." Nakahara bangkit meninggalkan makamnya.

to be continue...

Ghost ! part 7

Posted by atsuko's world
Tag :
 

Mereka menyetir di daerah yang tidak mereka kenali selain Nakahara. Gadis tersebut pernah melewatinya sekali, saat dia harus berjalan jauh dan meminta tumpangan pada orang asing. Ya, saat ini mereka menuju ke tempat dimana Nakahara terbangun di hari itu.

Hanya mereka bertiga di dalam mobil. Sharie menyetir mobil ford miliknya, Ryuko duduk di sebelahnya dan Nakahara duduk di belakang. Perjalanan mereka ditemani dengan keheningan. Sharie yang tidak tahu menahu mengenai situasi apa yang sebenarnya terjadi menuntut penjelasan, namun tidak ada yang mau memberikannya. Baik nakahara maupun Ryuko.

Nakahara melihat ke kedua tangannya yang masih gemetaran. dia masih tidak percaya dengan semua ini. Dia begitu heran kenapa dia bisa melupakan hal sepenting itu?  Padahal kini jelas-jelas seluruh tubuhnya dapat mengingat semuanya.

Tangannya masih mengingatnya dengan jelas. mengingat dinginya besi berkarat itu. Telinganya seolah masih dapat mendengar gemerincing lantai yang sering didengarnya. Dan yang terpenting, dia masih mengingat sensasi terakhirnya. Sensasi saat besi tua berkarat itu menembus jantungnya dan memberikan kebebasan yang selama ini diinginkan Nakahara.



Sharie menutup pintu mobilnya dan menatap gubug tua dihadapannya. Dis ekeliling gubug tersebut hanya ada hutan lebat yang pasti jarang dijamah oleh manusia.

"Apa kalian masih tidak ingin memberitahuku kenapa kita datang ke tempat asing ini?" Sharie mulai kehilangan kesabarannya.

"Maaf Sharie, U-untuk saat ini kita turuti saja permintaan Nakahara." kata Ryuko menenangkan Sharie dan mengajaknya mengikuti Nakahara yang mulai melangkah memasuki hutan.

Tidak perlu berjalan terlalu jauh, sekitar 100 meter dari gubug, Nakaraha berhenti dan melihat pintu kecil yang sebagian tertutup dedaunan yang gugur. Nakahara membuka pintu itu kemudian menatap Ryuko.

Ryuko merasakan keringat dingin mengucur dari keningnya. melebehi apapun, dia tidak ingin masuk ke ruang bawah tanah itu. Ryuko tahu apa yang akan ditemuinya, dan itu membuatnya semakin merasa ngeri. Sejak kecil indera ke enamnya sangatlah kuat. Membuat dia dapat melihat arwah dan merasakan sebuah emosi yang mengerikan pada suatu tempat.

Kini Ryuko menyesalinya. Dia tidak seharusnya melibatkan diri dalam masalah ini. Tapi kini sudah terlambat. Ryuko tidak punya pilihan lain selain masuk ke dalam. Mungkin dengan demikian semua masalah akan selesai.

Atau mungkin tidak.....

"Apa yang kita lakukan di sini?" tanya Sharie sembari menutup hidungnya karena bau busuk di dalam basement.

"Kau akan tahu." jawab Nakahara singkat. Nakahara membawa mereka ke sebuah pintu yang kini tertutup. Terdapat sakelar kecil di sampingnya. Nakahara menekan sakelar itu dan terlihat ruangan di balik pintu menjadi terang.

"Bukalah." kata Nakahara menatap Sharie.

"Tunggu, ini terlalu kejam. K-kau tidak bisa melakukan hal ini padanya!" Ryuko berusaha menahan Sharie untuk membuka pintu.

"Tapi aku menginginkannya. Aku ingin dia tahu, apa yang dia lakukan padaku." Nakahara masih terlihat tenang namun tatapannya sangat tajam, membuat Ryuko merasa ngeri.

"ini bukan salahnya!" Ryuko memang tidak tahu pasti kebenaranya, tapi kata-kata Nakahara tadi membenarkan asumsinya selama ini.

"Ayolah, aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan!" Sharie menengahi perdebatan keduanya.
"Kalau begitu buka saja." kali ini lebih terdengar seperti sebuah perintah. Ryuko menyerah, dia tidak bisa melakukan apapun.

Dengan perlahan Sharie membuka pintu dihadapannya. untuk sesaat, sinar lampu membutakan matanya dan bau busuk semakin kuat tercium.Sharie memandang ruangan tersebut dalam sunyi selama beberapa menit sebelum akhirnya dia terjatuh ke lantai tak sadarkan diri.

To be continue...



Ghost ! part 6

Posted by atsuko's world
Tag :

// Copyright © My World //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //