Newest Post
// Posted by :atsuko's world
// On :Monday, May 12, 2014
Title : Kioku Reunion ~ Bloody Island~
Author : Uchiha Ryuko, Nakahara Ningsih, Aerish Lee
Genre : Comedy / Adventure/Mystery
Summary : Ryuko, Nakahara, Aerish dan 4 temannya
semasa sekolah bertemu kembali dalam liburan yang tak terduga. Mereka pikir
liburan di Bloody Island akan menjadi liburan yang tenang dan mengasyikan. Tapi
yang menunggu mereka adalah liburan yang penuh dengan masalah.
Chapter 8
NORMAL
POV
“Makio, tepat waktu!”
Dengan cepat Aerish segera menarik Makio dan menutup pintu.
“Apa? Ada apa?” tanya
Makio kebingungan.
“Aku membutuhkanmu, ah
maksudku golden card imitasimu,” jawab Aerish cepat.
“Untuk apa? Golden card ini hanya bisa digunakan satu kali lagi,” respon Makio heran. Aerish baru saja hendak menjawab pertanyaannya ketika tiba-tiba HP nya berdering, sebuah nama tak asing tertera di HP Makio.
Makio :
Halo~ Ada apa Takano? (nada bicaranya terdengar manja (?) )
Takano : Kau
masih bersama Tn Miura kan? Belum melaporkan keberadaannya pada Robert kan? (nada
bicaranya terdengar khawatir)
Makio : Tn
Miura? (sambil melirik pada Aerish yang memberi tanda agar tak memberi tahu
Takano) Etto.. aku tidak tahu, Aerish yang mengurus persembunyian Tn Miura. (Makio
berbohong demi Aerish).
Takano : Ck,
yasudah. Nanti aku hubungi lagi. (Takano memutuskan hubungan(dengan Makio)
telpon begitu saja)
“Jadi bagaimana rencana
kita selanjutnya?” tanya Makio sambil memasukan HP nya ke dalam saku.
“Hmm, yang jelas kita
harus menemukan tempat persembunyian yang sempurna untuk Tn Miura... dengan
golden card palsu itu,” jawab Aerish yang ternyata juga masih memikirkan
rencana untuk tempat persembunyian Tn Miura.
RYUKO POV
Aku tak tahu siapa lagi
yang hobi mengganggu ketenanganku. Aku bahkan masih belum ingat apa yang baru
saja terjadi denganku beberapa jam yang lalu. Namun lagi-lagi seseorang
mengganggu privasiku yang sedang menonton video (yaoi) CCTV yang menjadi
kunci atas kasus penculikan Tn Miura. Dua orang tak asing berdiri di depan pintu
kamarku.
“Miss Karina? Mr Arystar?
Apa kalian ada perlu denganku?” tanyaku datar.
“Ara~ Sepertinya kau
sudah sehat, Ryuko-san?” respon Karina-san.
“Ha?”
“Kau tidak ingat Miss
Ashihara?” tanya Mr Arystar heran. Aku hanya merespon dengan menggelengkan kepala.
“Jadi...?” Aku meminta
konfirmasi terakhir atas dasar apa mereka menggangguku.
“Ehem, sebenarnya ada
sedikit hal yang perlu kami ceritakan padamu,” jawab Mr Arystar. “Ini tentang
Tn Miura. Ini mungkin sedikit mengejutkan, tapi kuharap kau bisa mempercayai
kami,”
Aku menghela nafas.
“Baiklah, ceritakan padaku,” kataku sambil mempersilahkan keduanya masuk ke
kamarku.
“Sebenarnya, hubungan
antara Tn Miura dan kami berdua tidak terlalu baik.” Mr. Arystar memulai
percakapannya. “Tentang hilangnya Tn Miura sebelum grand opening... Sebenarnya
itu disengaja. Kami berdua menemukan Tn Miura yang sengaja bersembunyi. Kami
memintanya untuk segera kembali agar tak mengganggu kegiatan Grand Opening,
tapi...”
“Tapi dia justru
mengancam kami bahwa dia akan menuduh kami berdua sebagai pelaku atas kasus
penculikan itu,” lanjut Karina-san.
“Jadi.. apa Anda berdua
tahu di mana Tn Miura berada sekarang?” tanyaku.
“Tidak, hanya saja kami
khawatir jika Tn Miura tiba-tiba muncul dan menuduh kami berdua tanpa bukti..
kami khawatir hal itu akan mengganggu kegiatan grand opening. Jadi.. kami harap
jika kau menemukan Tn Miura agar tak memberitahukannya pada yang lain.”
Baiklah, kesimpulanku,
mereka berdua sudah menyadari hilangnya Tn Miura dari cengkraman keduanya. Dan
sekarang mereka sedang berusaha membuat kebohongan untuk melindungi diri
mereka. Wao, mereka tidak terlalu buruk sebagai seorang kriminal. Tapi sayang,
mereka berusaha menipu orang yang salah.
“Very well, aku akan memberitahu
kalian berdua lebih dulu jika aku tiba-tiba menemukan keberadaan Tn Miura,”
ucapku tenang.
“Benarkah? Terima kasih,
Ryuko-san,” respon Miss Karina senang. Tak lama kemudian mereka berdua pamit
meninggalkan kamarku.
“Well then.
The show will begin tomorrow, Saa..its time to sleep.”
@@@
NORMAL POV
Tak seperti Ryuko yang
biasanya enggan melakukan hal merepotkan, pagi-pagi ia sudah menelepon Takano
dan mempersiapkan rencananya pagi ini.
Ryuko :
Bagaimana persiapan di lokasi? Sudah beres?
Takano :
Seperti yang kau harapkan Miss Ashihara (nada
bicaranya kesal).
Ryuko :
Bagaimana dengan Tn Miura? Apa dia sudah-
Takano : Aku
tak bisa menemukan keberadaan Tn Miura. Aerish dan Makio sepertinya
menyembunyikannya.
Ryuko : What?
Yasudahlah, kau pastikan saja Aerish dan Makio melihat ‘pertunjukan itu’. Dan
aku yakin jika mereka melihatnya, mau tak mau keberadaan Tn Miura harus
diungkapkan.
Takano :
Kali ini apa lagi yang kau rencanakan? (sepertinya
Takano curiga)
Ryuko :
Tidak ada, hanya sedikit improvisasi dari rencana awal. (di saat
yang sama Ryuko sudah menutup teleponnya)
Ryuko mengirimkan sebuah
pesan singkat pada seseorang. Tanpa berlama-lama, ia kemudian mulai bergerak
menuju sebuah tempat yang sudah ia rencanakan. Satu-satunya kastil misterius
yang ada di Bloody Island. Sebuah senyum kemenangan terulas di bibir Ryuko
ketika menyadari seseorang yang berdiri di depan kastil, sedang menunggunya.
“You’ve come
after all, Yuuki.”
“Tch. Aku datang bukan
berarti aku mempercayaimu. Aku hanya tertarik karena begitu begitu pelaku atas
penculikan ayahku tertangkap, maka Robert dan rekannya itu akan berhenti
mengikutiku seperti bayangan,” respon Yuuki yang sepertinya kesal atas pengawalan
Robert yang berlebihan terhadap dirinya. Entah kenapa (jangan
tanya) ia bisa lolos dari
pengawalan Robert dan sekarang berada di depan kastil.
“Hmm, aku tak peduli apa
alasanmu but I’ve already mention that this is
a little bit dangerous,okay?” Dengan santai Ryuko mengambil golden card palsu (yang sudah
ia dapatkan kembali dari Takano) dan mulai membuka gerbang di kastil itu.
“Aku menyukai permainan
yang memacu adrenalin,” respon Yuuki santai. Tak berapa lama kemudian, mereka
berdua sudah sampai di sebuah ruangan di kastil itu.
Terlihat dua orang tengah
menunggu di tempat itu, Karina dan Arystar, seperti yang sudah direncanakan.
Mereka menatap ke arah Ryuko dan Yuuki dengan terheran-heran.
“Ryuko-san? Kau bilang
kau sudah menemukan Tn Miura? Tapi kenapa yang bersamamu malah anaknya?” tanya
Karina langsung pada intinya.
“Well, Tn Miura memang sudah
ditemukan tapi bukankah anaknya juga sudah cukup untuk memenuhi rencana kalian
berdua?” ujar Ryuko sambil memberikan tatapan serius pada keduanya.
“A-apa maksudmu,
Ryuko-san?” ada sedikit nada gugup terdengar dari mulut Karina.
“Bukannya kalian
menginginkan saham yang dimiliki ayahku?” respon Yuuki, otomatis membuat kedua
pemilik saham terkejut karena tujuan utama keduanya selama ini tiba-tiba
terungkap.
“Maaf Ryuko-san, bukankah
aku sudah mengatakan padamu tentang Tn miura yang sengaja menghilangkan diri?
Kemungkinan apa yang kau dengar adalah satu caranya untuk menipumu..”
“Hmm, kau mungkin benar.
Jadi kemungkinan dia mengirim anaknya agar lebih aman. Lagipula belum ada bukti
bahwa kalian adalah pelaku penculikan itu,” ujar Ryuko. Tentu saja ia hanya
berpura-pura terpancing suasana.
Yuuki memberi death glare pada Ryuko yang sedang
bermain-main. Namun hal itu hanya dibalas Ryuko dengan senyuman nakal.
“Ah ya, pada malam
penculikan Tn Miura, apa Anda berdua memiliki alibi?” tanya Ryuko.
“Saat itu kami berdua
sedang mengadakan rapat pribadi tentang kegiatan grand opening...”
“Bersama Tn Miura di
ruangannya? Benar?” potong Ryuko sambil mengeluarkan HP dari sakunya dan
memperlihatkan sebuah video yang menunjukan tentang apa yang sebenarnya terjadi
di ruangan Tn Miura.
Terlihat Mr Arystar dan
Miss Karina sedang berdebat dengan Tn Miura. Keduanya memaksa Tn Miura untuk
menyerahkan saham pada mereka sepenuhnya karena Tn Miura menolak kegiatan grand
opening. Kemudian karena gagal memaksa Tn Miura, Mr Arystar kemudian menculik
Tn Miura dan mengacak acak ruangannya.
“Ada yang ingin Anda
berdua katakan?” tanya Ryuko santai.
Keduanya terlihat speechless dengan apa yang terjadi.
Tak lama, Mr Arystar mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya. Ups, sebuah pistol
diarahkan pada Ryuko dan juga Yuuki.
“Tak ada yang ingin
kukatakan pada kalian berdua, tapi kalian juga tak akan mengatakan masalah ini
pada siapun,” ujar Mr Arystar tak main-main.
“Sayang sekali Miss
Ashihara. Kalau kau tetap mengikuti permainan kami seperti yang sudah
direncanakan, kau tidak perlu mati di sini,” ujar Miss Karina dan aura yandere
nya. Hmm, wanita ini lebih berbahaya dari yang diduga.
“Hmm, biar kuberitahu
satu hal. Kau mungkin bisa menutup mulut kami berdua dengan membunuh kami, tapi
kalian tak bisa menutup mulut semua orang yang menonton ‘pertunjukan kita’
secara live,” respon Ryuko sambil melirik beberapa kamera pengintai yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
“What?” Miss Karina dan Mr
Arystar melihat sekeliling dengan panik.
“Hei, kau punya rencana
untuk melarikan diri jika mereka tetap berusaha membunuh kita berdua?” bisik
Yuuki pada Ryuko.
“Untuk diriku sendiri
tentu saja ada, tapi untukmu aku sedang memikirkannya,” respon Ryuko datar. Hal
itu otomatis membuat Yuuki melotot padanya.
“Tch, apapun yang kita
lakukan sekarang tidak ada gunanya.” Mr Arystar masih mengarahkan pistolnya
pada Ryuko dan Yuuki, ah kali ini dengan tatapan membunuh.
“Dia datang.” Ryuko
segera menarik Yuuki untuk menghindari serangan Mr Arystar. Dengan sedikit
gerakan beladiri yang ia pelajari semasa SMA, Ryuko berhasil menjauhkan pistol
dari jangkauan Mr Arystar dan memberikan sedikit tendangan pada pemilik saham itu.
“Tch, Kau lebih
merepotkan dari yang kuduga, Miss Ashihara.” Mr Arystar bangkit (dari
kuburnya?) dan berusaha memberi serangan balasan pada Ryuko, namun berhasil
dihindari.
DOR! Ups, sebuah peluru
hampir saja menggores tubuh Ryuko (yang indah dan sexy), beruntung ia berhasil menghindarinya.
Terlihat Miss Karina sedang mengarahkan pistol (yang tadinya milik Mir Arystar) pada Ryuko dan juga
Yuuki.
“Its a dead
end. You two will die here.”
Tiba-tiba pintu didobrak
dan Ryuko berharap bahwa sosok yang muncul adalah Robert dan Alaude agar mereka
bisa langsung menangkap dua orang di depannya saat ini. Tapi yang muncul malah
dua cowok tidak jelas yang masih diragukan kemampuan bertarungnya.
“Ryuko-san! Yuuki-kun!”
teriak seorang cowok yang tak lain adalah ‘useless Akashi’. Entah kenapa ia bisa berada di tempat ini.
“Sudah kuduga, kau selalu
mengambil peran utama sendirian,” susul cowok tidak jelas lainnya, Takano.
“Muncul lagi dua bocah
tidak jelas.” Karina terlihat kesal dengan munculnya dua tambahan makhluk tidak
jelas dalam pertunjukan live show kali ini. Ia melupakan keberadaan RyuuKi dan beralih mengarahkannya
pada TakaShi.
Oke, singkatnya (author
malas menceritakan detailnya) mereka berdua tidak se-useless yang dipikirkan Ryuko. Kemampuan bertarung Akashi cukup mengagumkan
dan Takano sepertinya memiliki pengalaman bertarung lebih dari yang Ryuko
perkirakan.
“Sigh, ternyata kalian
berdua berguna juga,” kata Ryuko mendekati Takano dan Akashi yang sedang
menangkap kedua pemilik saham. Ryuko mengambil golden card yang tersimpan di
balik jas keduanya.
“Mr Arystar, Miss Karina,
apa selain saham, apa kalian berdua juga menginginkan ketiga golden card ini?”
tanya Ryuko serius.
“Hmm, ternyata kau masih
belum mengetahui semuanya, Ryuko-san,” jawab Miss Karina sambil tersenyum
misterius.
“Its not over
yet, Miss Ashihara,” ucap Mr Arystar sambil memamerkan seringaian mencurigakan.
Tiba-tiba terjadi
guncangan yang mengagetkan seluruh orang yang ada di ruangan itu. Tanpa diduga
tembok-tembok yang ada di ruangan itu mulai bergerak mendekat. Mr Arystar dan
Miss Karina memanfaatkan kesempatan itu untuk melepaskan diri dari TakaShi yang
juga panik dengan apa yang terjadi. Ck, sepertinya mereka berdua memang ‘useless’ karena membiarkan dua
orang tersangka itu kabur.
“Sial, mereka kabur,”
keluh Yuuki yang sama ‘useless’-nya dengan dua laki-laki di ruangan itu.
“Etto, sebaiknya kita
juga pikirkan bagaimana cara kita untuk keluar dari sini,” respon Akashi dengan
bodohnya.
“Tch, I know that,
stupid Akashi,” keluh Ryuko
yang juga frustasi dengan kondisi yang tidak ada dalam rencananya. Ia sama
sekali tidak tahu tentang kastil yang bisa bergerak ini. Tiba-tiba...
BUKK! Sesosok makhluk
misterius jatuh dari atas kastil dan menimpa si malang Yuuki.
“Ouch,” teriak Yuuki
spontan.
“Whaaa.. a-apa itu?
jangan-jangan dia penjaga kastil menyeramkan ini,” ujar Akashi ketakutan.
“Tidak, tunggu dulu.. aku
kenal aura ini,” respon Takano sambil mengamati sosok di depannya yang masih
menindih Yuuki yang malang.
Ryuko mengeluh melihat
sosok tak asing di depannya. “ Sigh. Di sini sudah banyak masalah, kuharap kau
tidak muncul untuk menambah masalah, Nakahara.“
“Jika aku bilang kalau aku yang menggerakkan bangunan ini dan membuat
Karina-san dan Arystar kabur, apa itu artinya masalah?” kata Nakahara datar
masih dengan menindih tubuh Yuuki, sepertinya Nakahara sangat menikmati
saat-saat Yuuki tersiksa. Semua yang ada di ruangan itu hanya bisa menghela
nafas panjang kecuali Nakahara dan Yuuki tentunya.
“Sebenarnya apa yang
terjadi dengan bangunan ini?” tanya Akashi.
“Mmm, percuma aku
jelaskan, orang seperti kalian tidak akan mengerti.” Dengan cuek akhirnya
Nakahara bangkit dari tubuh Yuuki membiarkan pria itu bernafas.
“Jadi apa yang harus kita
lakukan sekarang?” tanya Takano.
“Jika aku jadi kalian aku
akan berlari melewati pintu itu,” kata Nakahara menunjuk
sebuah pintu yang perlahan juga mulai bergerak. Dengan cepat mereka semua
berlari ke arah pintu dan keluar dari ruangan itu. Tapi sayang, dari mereka
berlima hanya Akashi yang berhasil keluar.
“Jadi bagaimana
sekarang?” tanya Yuuki.
“Tunggu saja,”
kata Nakahara santai. Sebuah pintu lain muncul.
Mereka bersiap untuk berlari ke arah pintu. Kali ini hanya Takano dan Yuuki
yang berhasil kabur.
“Apa mereka tidak pernah
mendengar istilah Ladies First?” kata Nakahara datar.
“Ini semua tidak akan
terjadi kalau kau tidak berbuat sesuatu yang tidak penting,” kata Ryuko kesal.
“Oh, maaf aku lupa kalau
kau ada di sini, Ryuko.”
“Cih.”
Mereka kini terbisah
menjadi tiga. Belum lagi karena posisi yang berada jauh di layer pertama
bangunan membuat Ryuko dan Nakahara kesulitan untuk menemukan jalan keluar.
Setelah berlari koprol
jungkir balik lompat-lompatan dan berguling-guling selama beberapa saat, berusaha
meloloskan diri dari ruangan demi ruangan. Kastil akhirnya berhenti bergerak
dan Ryuko beserta Nakahara sampai di sebuah ruangan dengan satu pintu.
“Fuh, aku rasa kita
beruntung tidak terjebak di ruangan tertutup seperti terakhir kali aku berada
di sini.”
“ingatkan aku untuk
membuat perhitungan denganmu setelah semua ini selesai,” kata Ryuko tajam berjalan
menuju pintu. Mengeluarkan sedikit kepalanya untuk melihat keadaan di luar.
Tengok kanan dan kiri sepertinya aman. Ryuko memberi isyarat pada Nakahara
dengan tangannya, menyuruh gadis itu untuk mengikutinya. Dengan malas Nakahara
mengikuti dari belakang.
“Dengar, aku menyuruhmu
ikut denganku hanya supaya aku bisa mengawasimu dan
berharap
kau tidak membuat masalah lagi,” kata Ryuko.
“Aku kan belum memberi
komentar apapun,” balas Nakahara yang
berjalan dengan santai. Terdengar langkah kaki semakin medekat ke arah mereka.
Ryuko dengan cepat bersembunyi di balik tembok sedang Nakahara masih berdiri melongo
di tempatnya. Dengan kesal Ryuko menarik Nakahara ikut bersembunyi dengannya.
“Aku tidak mengerti,
kenapa kita harus bersembunyi?” tanya Nakahara tanpa dosa.
Yah walau pun perkataannya itu benar.
“Sssttt… diamlah,”
perintah Ryuko. Semakin lama suara langkah kaki itu
terdengar semakin keras, itu artinya si pemilik kaki semakin mendekat. Ryuko melompat bersiap untuk menyerang makhluk itu yang ternyata adalah Aerish.
“Ryu…Ryuko-chan?” Aerish
terkejut melihat keberadaan Ryuko yang dengan bodohnya masih mengangkat
tangannya di atas kepala Aerish.
“Aerish apa yang kau
lakukan di sini?” Ryuko perlahan menurunkan tangannya.
“Yo, Aerish,”
sapa Nakahara santai.
“Naka-chan kau juga ada
di sini?” kali ini Aerish tidak begitu terkejut melihat Nakahara. Tentu saja,
karena tempat dimana kau bisa menemukan Nakahara dengan mudah adalah bangunan
tua berhantu ataupun pemakaman.
“Ryuko-chan, aku menonton
pertunjukan itu,” kata Aerish.
“Ah, jadi kau kemari
karena sudah tahu kebenarannya?” kata Ryuko mulai berjalan lagi. Dengan cepat
Aerish menyusulnya hingga berjalan berdampingan.
“Kebenaran apa maksudmu?”
tanya Aerish tidak mengerti.
“Gezz, Aerish, kau ini
sebenarnya menonton live show-nya tidak sih?”
“Aku menontonnya, tapi
karena live show-nya berhenti sampai dimana kau memasuki
ruangan aku jadi khawatir sekaligus penasaran. Jadi aku kemari
menyusulmu.”
“Apa maksudmu live
show-nya berhenti?” langkah
Ryuko terhenti saat mendengar ucapan Aerish.
“Seperti yang aku bilang,
live show-nya hanya sampai saat kau dan Yuuki-kun
memasuki ruangan. Setelah itu semuanya gelap,” kata Aerish khawatir jika
ada kata dari mulutnya yang menyinggung Ryuko.
Dengan bingung Ryuko
masih mencerna perkataan Aerish. Bagaimana bisa? Dia sudah menyiapkan semua
kamera itu untuk live show-nya, tapi kenapa Aerish
bilang…. Dengan cepat Ryuko mengalihkan pandangannya pada Nakahara yang
sepertinya berusaha untuk kabur karena gelagatnya yang aneh.
“NA-KA-HA-RA!”
Ryuko menarik kerah belakang Nakahara sebelum gadis itu sempat kabur.
Memberikan Death Glare dengan aura yang menyeramkan meminta penjelasan
pada Nakahara yang sepertinya tahu sesuatu.
“Ok, aku mengaku. Aku
yang memutuskan jaringannya,” kata Nakahara sok polos.
“Kau….” Ryuko mencekik
leher nakahara (tapi tidak begitu erat jadi tidak akan membunuhnya) dan
mengguncang-guncangkan tubuh gadis itu.
“T..tha…thats…hurt..” Nakahara melepaskan
dirinya dari cengkraman Ryuko dan mengatur nafas.
“Aku berusaha membantumu
di sini, dan lihat apa yang kau lakukan. Bukannya kau ingin Grand openingnya
gagal? Jadi kenapa kau menghancurkan rencanaku yang bisa menggagalkan Grand
Openingnya?” Ryuko sepertinya mau meledak.
“To be
honest.
Aku hanya senang melihat kalian sengsara haha... dan satu lagi, aku tidak percaya kalau kau benar-benar berniat membantuku.” Nakahara sepertinya
tidak menganggap masalah ini serius. Ryuko seperti singa betina yang siap
mencengkram mangsanya, meluncurkan serangan kedua pada Nakahara. Tapi kali ini
digagalkan oleh Aerish.
“Ryuko-chan, calm
down please.”
Aerish berusaha menjauhkan Ryuko dari Nakahara. Ryuko berhenti sesaat dan
terdiam kemudian mengambil nafas panjang dan MODE COOL ON.
“Dengar,
daripada mengurusi nakahara yang tidak penting # jleb untuk nakahara lebih baik kita
mencari Tn. Miura,” kata Aerish.
“Tn. Miura hilang lagi?”
tanya Nakahara yang sebenarnya cuek saja dengan hilangnya Tn. Miura.
“Dia tadi ikut kemari
bersamaku dengan Sharie dan Popuri juga, tapi saat ruangan mulai bergerak kami
terpisah. Sebenarnya ada apa dengan kastil ini?” celoteh Aerish.
“Tidak ada waktu untuk
menjelaskan, Aerish. Kita harus segera
membereskan semua kekacauan ini,” kata Ryuko mengambil
langkah. Tapi sebelum kakinya kembali menyentuh tanah seseorang berlari ke
arahnya dan mendorong tubuh gadis itu hingga terjatuh ke lantai. Ryuko terlalu
kesal pada Nakahara hingga tidak menyadari kehadiran penyerangnya itu. Di
belakang penyerang Ryuko yang ternyata seorang pria panggil saja A berdiri tiga
pria lainnya panggil saja B, C dan D (kau pikit ini pelajaran anak TK?). Mereka memakai setelan
hitam dan kacamata hitam. Ryuko mengenali salah satu dari mereka adalah anak
buah Karina-san.
Ryuko bangkit dari
keterpurukannya dan berbalik menyerang si A. Tidak percuma Ryuko mengikuti
kelas ninja selama di Alvarna. Singkatnya
Ryuko bertarung melawan para penyerang itu sedang Nakahara hanya memberi
semangat sambil sesekali menghindar saat penyerang yang lain mengincarnya.
Aerish juga melakukan hal yang sama dengan Nakahara. Jangan salahkan mereka
kenapa tidak ikut bertarung. Mereka hanya tidak mau kuku indah mereka jadi
patah haha.
Empat lawan satu tentu
bukan pertarungan yang adil. Ryuko dengan cepat menjadi terdesak, dia telah
salah meremehkan level para penyerang ini. Ternyata mereka cukup kuat.
Saat mereka bertiga sudah
terdesak munculah sesosok pahlawan kesiangan. Orang itu memberikan serangan
dari belakang membuat salah satu dari mereka tersungkur (jangan
tanya padaku yang jatuh A,B,C atau D. Wajah
mereka sulit dikenali).
“Sasuke?” Ryuko memasang
wajah super terkejutnya.
“Kau tidak sedang melihat
setan kan?” Dengan senyum sinisnya Sasuke menatap Ryuko
kemudian beralih kembali ke ABCD.
“Dia lebih buruk dari
setan,” celetuk Nakahara.
Salah satu dari mereka
sepertinya mengenali Sasuke hingga memilih untuk kabur yang mungkin adalah A.
Namun belum ada lima meter dari pelariannya seseorang men tacklenya.
“Ouch..” Otani
menyentuh kakinya yang baru saja beradu dengan si A.
Seharusnya yang kesakitan itu yang di tackle kan?
“Hopeless,” gerutu Nakahara lagi.
BCD berusaha
menolong A dan memasang kucing-kucing
untuk menyerang.
“Dua lawan Empat?” Otani
menghampiri Sasuke dan berdiri di sampingnya.
“Tiga, jangan lupakan
aku!” Ryuko tidak mau kalah, dia juga bersiap memasang kucing-kucing.
“Hei jangan lupakan aku
juga,” kata seseorang yang berada
di belakang ABCD. Mereka yang mendengar suara itu langsung menoleh ke sumber
suara. Kecuali Nakahara tentunya, karena dia sibuk mengkikir kuku dengan
santainya.
“Eunhyuk,”
gumam Aerish saat melihat sosok misterisus tersebut.
“ Selalu saja dalam bahaya. Ckck....” ujar Eunhyuk yang langsung
bersiap-siap menghadapi ABCD.
Aerish menahan diri untuk tidak membalas ucapan Eunhyuk.
ABCD mulai menyerang dan mereka memilih lawan masing-masing. Satu lawan
satu akhirnya. Sementara Sasuke, Ryuko, Otani, dan Eunhyuk sibuk melawan ABCD,
Aerish dan Nakahara justru asyik duduk di bawah jendela menonton pertandingan
mereka. Tentunya Nakahara tak pernah lepas dari kesibukannya mengikir kuku.
Pertarungan mereka cukup seru. Mengingat lawan-lawan mereka yang cukup
tangguh dan Sasuke, Eunhyuk yang bisa dikatakan jago dalam hal pertarungan.
Ketika semua fokus pada lawan masing-masing, ditengah-tengah pertarungan Ryuko
mengalami kelelahan dan tak kuasa lagi menghadapi lawannya. Tenaganya sudah
terkuras pada pertarungan sebelumnya sebelum penolong-penolong tak diundang itu
datang.
Ketika Ryuko masih berusaha untuk mengatur nafasnya, tiba-tiba lawannya
mengeluarkan pisau dari dalam sakunya, bersiap untuk menyerang Ryuko. Dan....
ya lawan Ryuko maju dengan pisau mengarah pada Ryuko. Tapi, beruntung sebelum
pisau itu mengenai Ryuko, pisau itu sudah terlepas dari tangan lawannya berkat bantuan
Nakahara yang melemparkan alat kikir kukunya pada saat yang tepat. Akibatnya
lawan Ryuko berbalik dan menatap Nakahara tajam.
“ Ouch... sorry,” gumam Nakahara tetap dalam posisinya yang santai.
“ Hmm.... Terima kasih tapi aku bisa mengatasinya sendiri,” ujar Ryuko
dingin.
“ Kalau gitu, silakan!” Nakahara mempersilakan Ryuko untuk bertarung
kembali melawan musuhnya dan dia kembali menonton pertarungan dengan cemilan di
tangan *tidak tahu dapat darimana
cemilan itu*. Ini seperti nonton film di bioskop adegan
pertarungan.
Kembali ke arena pertarungan.....
Kali ini terlihat Sasuke sudah memiting lawannya dan menjatuhkan dengan
sekali tebas pada bagian lehernya. Tentunya hanya dengan tangan kosong.
Mengingat mereka tidak membawa senjata apa-apa. Eunhyuk masih berusaha untuk
menghabisi lawannya yang bisa dikatakan cukup tangguh. Sementara Ryuko yang
sudah hampir menyerah karena kehabisan tenaga, berulang kali mengelak dari
musuhnya. Meski tidak selalu berhasil dan hampir saja Ryuko terkena tendangan
maut tepat ketika Sasuke melemparkan sebuah kayu ke punggung lawan Ryuko.
“ Ckck.... kenapa semua orang ikut campur dengan pertarunganku?” Ryuko
menatap tajam Sasuke yang baru saja menolongnya. Dia tidak terima ada orang
lain mengganggu pertarungannya. Ya, meskipun dia sudah kewalahan tapi dia tidak
akan pernah mau mengakuinya kalau memerlukan bantuan.
“ Hidup di sini beberapa hari menurunkan lever bertarungmu.” Sasuke
tersenyum sinis lalu menyerang lawan Ryuko. Dan itu membuat Ryuko harus mundur
karena tidak mau terkena sasaran Sasuke dan lawannya yang sedang bertarung.
Tinggal satu orang yang belum terekspos sama sekali semenjak
kedatangannya. Meski kemampuan bertarungnya tidak sehebat Sasuke dan Eunhyuk,
tapi bisa dikatakan Otani beruntung karena lawan yang dia hadapi tidak
setangguh lawan-lawan Sasuke dan Eunhyuk. Tapi, sedikit lebih tangguh dari
lawan Ryuko.
Otani mengambil kayu yang tak jauh darinya setelah terjatuh karena
terkena tendangan dari lawannya. Dengan kayu itu, dia memukul lawannya hingga
akhirnya lawannya terjatuh terkapar tak berdaya. Jadi, Otani menang atas
lawannya. Sementara Eunhyuk sudah berdiri di depan lawannya yang sudah mati (mungkin pingsan).
Pertarungan pun selesai dan film berakhir.
“ So, what happened here?” Sasuke menatap semua tapi yang paling tajam dia tatap adalah Ryuko.
Seolah meminta semua penjelasan darinya.
“ Hmm.... Ano....”
“ It’s long story and we don’t
have much time to tell it. Sebaiknya kita harus
mencari Tn. Miura sekarang!” Ryuko memotong kata-kata Aerish lalu berjalan
menuju kastil. Ya, apa boleh buat mereka harus masuk ke dalam kastil lagi dan
mencari Tn. Miura. Aerish, Nakahara, dan ketiga penolong tak diundang itu (read: Sasuke cs)
mengikuti Ryuko menuju pintu masuk kastil.
Kali ini untuk masuk kastil, Ryuko meminta Nakahara untuk menggunakan
golden cardnya dan pintu pun terbuka. Mereka masuk lalu mulai mencari Tn.
Miura.
“ Naka-chan, kau yang memimpin,” ujar Aerish meminta Nakahara untuk
memimpin mereka semua menyusuri kastil itu.
“ Kenapa harus aku? Bukankah di sini ada yang lebih bisa memimpin?”
Nakahara menatap Ryuko sinis.
“ Kau yang tinggal di tempat ini. Tentu kau sudah tahu seluk beluk
tempat ini hingga bisa menggagalkan rencanaku,” balas Ryuko mengungkit-ngungkit
masalah rencananya yang dibatalkan Nakahara.
“ Oh, maaf karena telah mengecewakanmu,” ujar Nakahara pura-pura
lembut. “ Well,
ikuti aku!” Nakahara memimpin mereka untuk menyusuri kastil dan mencari Tn.
Miura.
Dari ruangan yang hanya memiliki satu pintu itu, mereka berenam
berjalan ke pintu dan dengan golden card yang kini ada di tangan Ryuko dan
Nakahara, mereka bisa keluar dari ruangan itu. Mereka lalu berjalan menyusuri
lorong di layer pertama itu hingga akhirnya masuk ke layer ke dua dari kastil.
Di salah satu sudut lantai 2, mereka melihat sebuah patung yang berdiri.
Seperti sedang menjaga sesuatu.
“ Jangan sentuh patung itu. Atau kalian akan tahu akibatnya!” ujar
Nakahara memperingatkan begitu yang lainnya menatap serius patung itu.
“ Memangnya kenapa kalau kita menyentuh patung itu?” tanya Otani
mendekati Nakahara yang masih dalam penyamarannya. Well, itu membuat Otani tidak tahu kalau orang yang dia ajak bicara adalah
Nakahara.
“ Tidak tahu. Tapi, kau mungkin bisa mencobanya kalau ingin tetap
terjebak di sini,” jawab Nakahara dingin.
“ Berarti patung itu berbahaya.” Otani menyimpulkan.
Mereka berjalan terus melewati ruangan-ruangan kecil yang berukuran 5x5
hingga akhirnya melihat sebuah tangga yang sepertinya mengarah ke lantai di
atas mereka. Dari tangga itu, mereka berenam mendengar sesuatu dari atas.
Mereka terdiam untuk mendengar dengan seksama suara itu. Lambat laun suara itu
semakin jelas. Langkah kaki orang yang sedang berlari. Satu orang... tidak...
dua orang. Ya, dua orang sedang berlari di lantai atas mereka.
“ Jangan-jangan itu....” Aerish berpikir sejenak lalu.... “ Sharie!
Popuri!” teriak Aerish memanggil temannya.
“ Hentikan Aerish! Bisa jadi itu bukan temanmu!” Eunhyuk mengingatkan.
“ Tapi... orang terakhir yang hilang di sini adalah mereka. Jadi, pasti
itu mereka!” Aerish masih kekeuh dengan pendapatnya.
“ Kalian diamlah! Dan kita akan mengeceknya!” Nakahara mulai maju dan
naik ke tangga itu untuk melihat siapa orang yang sudah berlari di lantai atas
mereka.
Tiba-tiba Nakahara berhenti dan menatap tajam orang yang ada di
depannya tengah berlari ketakutan menuju arah mereka. “ Ckck.... Apa yang
kalian lakukan di sini?” tanya Nakahara begitu dua orang itu, Sharie dan Popuri
sampai di depannya dengan nafas terengah-engah.
“ Kami.... Kami mengikuti Aerish untuk membawa.... Tn. Miura ke sini.
Tapi... kami justru kehilangan mereka berdua!” ucap Popuri menjelaskan dengan
terengah-engah.
“ Aku di sini, Popuri-chan,” ujar Aerish berdiri di sebelah Nakahara. Diikuti dengan keempat
orang lainnya. Ryuko, Eunhyuk, Sasuke, dan Otani.
“ Mereka.... Mereka juga ada di sini?” Sharie terkejut melihat
orang-orang itu di sini. Terutama terkejut melihat Sasuke cs.
“ Well,
mereka adalah tamu tak diundang,” ucap Ryuko menatap tajam Sasuke cs. “ So, bagaimana bisa kalian
ada di sini? Dan dimana Tn. Miura?”
“ Itu dia masalahnya. Tn. Miura menghilang ketika tembok ini
berguncang. Dan....” Popuri dan Sharie melihat ke belakang seolah mengecek
sesuatu.
“ Sebaiknya kita segera pergi dari sini.” Sharie berjalan melewati
teman-temannya.
“ Memangnya ada apa? Apa yang kalian takuti?” Aerish bertanya pada
Popuri dan Sharie karena melihat mereka ketakutan dan selalu menoleh ke
belakang.
“ Ada.... Jadi, secara tidak sengaja kami tahu-tahu sudah sampai di
depan sebuah ruangan kecil. Di sana, ada beberapa pintu yang mengarah ke
ruangan lain. Dan ketika kami masuk dan membuka salah satu pintu yang ternyata
tidak terkunci atau bahkan tidak perlu golden card untuk membukanya, kami
menemukan sesuatu yang mengerikan,” jelas Popuri.
“ Apa?!”
“ Hwaaa.... I... Itu dia datang!” Sharie langsung berlari dan
bersembunyi di balik tembok yang tak jauh darinya diikuti Popuri di
belakangnya.
“ Ck.... Itu saja kalian takut!” ejek Ryuko menatap kedua temannya yang
ketakutan.
Author note : umm...biasanya aku tidak banyak bicara. Dan karena aku sedang sakit gigi, aku akan lebih banyak bicara (ga nyambung).
aku sangat suka chapter ini, karena disini Nakahara benar-benar menyebalkan. dia berhasil menyiksa semua orang. tunggu chapter selanjutnya ya, karena masih banyak kekacauan yang akan Nakahara buat khukhukhu.... (ceritanya itu tawa jahat)
Chapter lainnya ->>
to be continue...
Author note : umm...biasanya aku tidak banyak bicara. Dan karena aku sedang sakit gigi, aku akan lebih banyak bicara (ga nyambung).
aku sangat suka chapter ini, karena disini Nakahara benar-benar menyebalkan. dia berhasil menyiksa semua orang. tunggu chapter selanjutnya ya, karena masih banyak kekacauan yang akan Nakahara buat khukhukhu.... (ceritanya itu tawa jahat)
Chapter lainnya ->>