Newest Post

// Posted by :atsuko's world // On :Friday, May 30, 2014

Kioku Introduction Episode 3
Sharie Shin

image of Sharie Shin. jika kalian penasaran seperti apa penampilan Sharie Shin, bayangkan saja Haruhi Fujioka dari Ouran High School Host Club. yah walaupun personality mereka berbeda, tapi sama-sama kawaii >,<

Layar panggung terbuka dan musik dimainkan. Sharie duduk sendirian di tengah panggung. Lho kok sendirian sih.

Sharie: ‘lho, kenapa aku sendirian? Mana yang lainnya?’ tengok kanan kiri mencari teman-teman yang lain.
Dari sisi panggung muncul Nakahara dan Ryuko berjalan mendekati Sharie.
Sharie: ‘A-chan, Ryu-chan. Kenapa hanya kalian berdua. Yang lain mana?’
Ryuko: ‘sepertinya mereka akan sedikit terlambat.’

Ryuko dan Nakahara masing-masing duduk di samping Sharie.

Sharie: ‘Yah, itu artinya acara introduction ini akan sedikit terlambat juga dong.’
Nakahara: ‘Kenapa tidak kita mulai saja sendiri? kita tidak perlu menunggu mereka.’

Aura kegelapan mulai menyelimuti ruangan. Ini seperti Sharie sedang diapit para iblis.

Sharie: *GLUP, dia mulai tersadar akan situasinya.
Ryuko: ‘Nakahara, kenapa tidak kau buka saja acaranya.’ Seperti biasa sok bossy-bossy.
Nakahara: ‘Gezz, kenapa tidak kau sendiri saja yang membuka acaranya.’ Sepertinya mereka sama-sama malas.

Nakahara dan Ryuko memandang Sharie.

Sharie: ‘wha…what?’ ketakutan.
Ryuko: ‘mungkin sebaiknya Sharie saja yang membuka acaranya.’
Nakahara: ‘hm…’
Sharie: ‘o..okay. ehem…’gugup. ‘hallo, mm… selamat datang di… di Kioku Introduction episode 3. Kali ini giliran aku, Sharie yang akan melakukan Introduction bersama de… dengan dua iblis eh maksudku bersama dengan A-chan dan Ryu-chan.’

Ryuko memberikan death glare sekilas pada Sharie, sedang Nakahara masih masa bodo.

Ryuko: ‘Jadi Sharie, kau bisa mulai memperkenalkan dirimu sekarang.’
Sharie: ‘umm…mm…’ bingung. ‘Aku tidak bisa! Mana mungkin aku bisa melakukan introduction dibawah tekanan aura seperti ini!’
Nakahara: ‘memang ada yang salah?’ sok polos.
Sharie: ‘ke..keberadaan kalian yang salah.’
Ryuko: ‘hm…?’ memasang death glare untuk Sharie.

Nakahara mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.

Sharie: ‘hiiii….. a… apa yang akan kau lakukan?’
Nakahara: ‘apa? Kenapa kau ketakutan? Aku kan hanya lapar.’ Mengeluarkan buah apel dari saku yang satunya dan mulai mengupas kulitnya dengan pisau.
Sharie: ‘Waa… apel! Aku juga mau!’ tiba-tiba girang.
Ryuko: ‘Nakahara akan memberimu apel itu jika kau memulai introductionnya sekarang.’ Memutuskan seenaknya.
Sharie: ‘ok.’ Wah mudah sekali mengalihkan perhatian Sharie. Cukup dengan makanan. ‘Hai, namaku Sharie Shin, aku seorang gadis manis, lucu dan imut(bagian ini mungkin hanya sebuah kebohongan, tapi Nakahara dan Ryuko terlalu malas untuk mendebat). Aku sangat suka membaca, menulis, menggambar, menari, bernyanyi, tidur, makan, dan masih banyak lagi.’ Beruntung Sharie masih menggunakan titik dan koma dalam pengucapannya. ‘nah, sekarang mana apelku.’ Mengulurkan tangan ke arah Nakahara yang masih sibuk menguliti ehem maksudnya mengupas kulit apel.
Ryuko: ‘apa hanya segitu?’
Sharie: ‘yup, aku rasa itu cukup. Tapi jika kalian ada pertanyaan aku tidak keberatan menjawab.’ Masih menunggu Nakahara yang tidak kunjung selesai. ‘Aish, kau lama sekali sich mengupas kulitnya.’ Tidak sabar
Nakahara: ‘aku hanya menikmatinya. Tahukah kau apa yang aku pikirkan saat mengupas kulit apel ini?’ sedikitpun tidak mengalihkan pandangannya dari apel.
Sharie: ‘kau pasti berfikir apa buahnya manis atau tidak, enak atau tidak, begitu kan?’
Nakahara: mengelengkan kepala ‘bukan.’
Sharie: ‘he? benarkah? Tapi bukankah hal-hal seperti itu yang biasa dipikirkan oleh orang normal.’
Ryuko: ‘apa kau lupa dia kan tidak normal.’
Sharie: ‘ah, benar. Lalu apa yang kau pikirkan?’
Nakahara: ‘aku berfikir, apa seperti ini rasanya menguliti seseorang? Apakah akan berbeda sensasinya menguliti masing-masing bagian tubuh? Menurutmu akan lebih menyenangkan mana, menguliti punggung atau menguliti wajah?’ terlihat benar-benar penasaran.
Ryuko: ‘mmm… mungkin wajah.’
Nakahara: ‘begitu ya, aku juga berfikir seperti itu. Tapi aku juga ingin melihat tulang belakang yang masih segar.’
Sharie: ‘….’ Pucat. ‘ehemm….. bisakah… kalian tidak mengajukan pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan introductionku?’ grogi.

Ryuko dan Nakahara menatap ke arah Sharie dengan ekspresi datar.

Sharie: ‘Duh, kemana sih Popuri dan yang lainnya. Tega sekali mereka meninggalkanku dengan dua orang ini.’ Bergumam.
Ryuko: ‘kalau begitu, I will ask about your interest.’
Sharie: ‘okay.’ Tertarik.
Ryuko: ‘antara dikubur hidup-hidup dengan ditenggelamkan hidup-hidup kau lebih suka yang mana?’
Sharie: ‘Huaaa… itu juga tidak ada hubungannya dengan introduction ku.’ Mulai frustrasi.
Ryuko: ‘tentu saja ada. Aku kan bertanya mengenai mana yang lebih kau sukai.’
Sharie: ‘tapi aku tidak suka semuanya!’
Nakahara: ‘sudah, jawab saja, mumpung kami masih bertanya dengan baik-baik.’ Kali ini asik memutilasi eh maksudnya memotong-motong apel.
Sharie: ‘aku kan sudah bilang, aku tidak suka keduanya!’
Ryuko: ‘dalam hidup selalu ada pilihan, dan kau harus memilih!’ nada mengancam. wah tumben keluar kata-kata mutiara.
Sharie: ‘mmm…. Umm….’ bingung. ‘aku rasa aku lebih memilih dikubur saat sudah mati.’
Nakahara: ‘itu tidak ada dalam pilihan *munch… munch…munch…’ sambil menikmati buah apel. Sharie cuma bisa lihat sambil ngiler.
Ryuko: ‘kalau begitu, akan kusimpulkan sendiri. Kau lebih memilih dikubur hidup-hidup, yah mengingat kau tidak pandai berenang.’
Sharie: ‘tap tapi tapi…’
Nakahara: ‘baiklah, aku akan memasukannya dalam daftar perencanaanku.’
Sharie: ‘pe… perencanaan apa?’ khawatir.
Nakahara: ‘kau akan tahu bila sudah tiba waktunya.’senyum licik.

Sharie makin frustasi. Ingin rasanya dia bersembunyi di pojokan panggung sambil isap jempol. Ah, tidak,  bersembunyi saja tidak cukup. Setidaknya dia harus berlari sejauh mungkin untuk menghindari kedua makhluk ini.

Nakahara: ‘aku ingin bertanya tentang idola mana yang lebih kau suka.’
Sharie: ‘Ah, aku sangat suka Suju dan EXO!’
Nakahara: ‘bukan mereka yang ingin aku tanyakan. Yang ini lebih keren.’
Sharie: ‘Whoa… benarkah?’
Nakahara: ‘dari Freddy dan Jason, menurutmu siapa yang lebih keren?’ terlihat serius.
Sharie: ‘….’ Tik tok tik tok. ‘mmm… siapa mereka?’
Ryuko: ‘kau tidak tahu mereka?’
Sharie: ‘tidak. Memang mereka siapa?’

Nakahara mengeluarkan HP miliknya dan menunjukkan beberapa gambar Freddy dan Jason.

Sharie: ‘Oh, my…!’ menutup mata dengan kedua tangan.
Nakahara: ‘jadi, siapa menurutmu yang lebih keren?’
Sharie: ‘rasanya aku mau muntah.’ Bergumam.
Ryuko: ‘Kalau aku lebih suka Freddy. Dia menyerang dari dalam mimpi bukan? Itu artinya akan ada banyak ilusi.’ Dasar illusion freak.
Nakahara: ‘Jika aku bertemu Freddy hanya di dalam mimpi, aku tidak akan bisa mengambil fotonya untuk koleksi, jadi aku pilih Jason saja.’ Ga penting.
Sharie: ‘teman-teman, sebagai seorang gadis, tidak bisakah kalian mengidolakan sesuatu yang normal? Seperti Suju misalnya, atau SNSD.’
Ryuko: ‘aku tidak mengidolakan mereka. Aku hanya bilang jika disuruh memilih antara keduanya, aku akan memilih Freddy.’
Nakahara: ‘ya, aku juga. Aku tidak suka Psikopat.’
Sharie: ‘benarkah?’curiga
Nakahara: ‘aku lebih memilih hantu. Mereka lebih hebat, mereka bisa menghilang, terbang dan tidak bisa mati.’
Sharie: ‘tentu saja! Karena mereka memang sudah mati!’ frustasi.
Nakahara: ‘Tapi jika SNSD berdandan seperti zombie mungkin aku akan mempertimbangkannya.’
Sharie: ‘bukankah kau bilang tidak suka Zombie.’
Nakahara: ‘memang, tapi mereka lebih menarik daripada manusia.’
Shaire:  ‘aku sudah tidak tahan, aku sudah tidak tahan.’ Menutup wajah dengan tangannya.
Ryuko: ‘Kenapa dia?’ bertanya pada Nakahara.
Nakahara: angkat bahu ‘mungkin dia bosan.’
Ryuko: ‘Hmm… kalau kau bosan, ayo kita bermain.’
Sharie: ‘bermain?’ terlihat agak tertarik.
Nakahara: ‘mungin lempar pisau ke apel yang diletakkan di atas kepala?’
Ryuko: ‘itu sudah terlalu kuno.’
Sharie: ‘seharusnya kau bilang itu terlalu berbahaya!’
Nakahara: ‘kuno? Apa kita harus menggunakan senjata laser agar lebih terdengar modern?’
Sharie: ‘bukan itu intinya!’
Ryuko: ‘tapi apa kau punya laser?’
Sharie: ‘Hei, jangan abaikan aku!’
Nakahara: ‘biar aku cek dulu.’ Mengeluarkan isi tasnya.’ Gunting, pisau lipat, pisau daging, kapak, gergaji, gunting rumput, bor, palu, hmmm… tidak ada laser.’
Sharie: ‘untuk apa kau membawa semua peralatan itu! Dan bagaimana pula semua alat itu bisa masuk ke dalam tas mu? Memang kau magician?’
Ryuko: ‘kau berisik sekali.’ memberikan death glare untuk Sharie.

Sharie langsung diam seribu bahasa seperti lidahnya baru saja dicuri kucing, ah tidak, lebih parah, lidahnya seperti dicuri zombie untuk dijadikan hidangan pencuci mulut.

Nakahara: ‘jadi bagaimana?’
Sharie: ‘se… sebaiknya kita ganti permainan saja.’
Ryuko: ‘apa kau punya ide bagus?’ tanya pada Sharie.
Sharie: ‘bagaimana kalau kita bermain sambung kata. Permainan itu sangat AMAN.’
Ryuko: ‘bagaimana?’ melirik Nakahara.
Nakahara: ‘boleh juga.’
Sharie: ‘yes!’

Aneh sekali, kenapa dengan mudahnya Nakahara dan Ryuko menyetujui ide yang membosankan itu ya?

Nakahara: ‘agar lebih menyenangkan, yang kalah harus mendapat hukuman.’
Sharie: ‘ah, benar. Mungkin hukumannya bisa menari atau menyanyi.’
Nakahara: ‘tidak bisakah kau membuat inovasi yang menarik? Misalnya yang kalah harus memotong satu ruas jarinya.’
Ryuko: ‘itu artinya jika kalah 28 kali, jari tangan akan habis semua.’
Nakahara: ‘kau belum menghitung ruas jari kaki.’
Ryuko: ‘kita boleh menggunakannya juga?’
Nakahara:tentu, bagaimana menurutmu?’ menatap Sharie.
Sharie: ‘mbb… aku benar-benar ingin muntah.’ Pucat.

Duh, kog introductionnya jadi melenceng jauh banget ya.

Sharie: ‘teman-teman, sampe kapan kalian akan membiarkanku terjebak dengan mereka.’ Bergumam putus asa.
Nakahara: ‘apa dia akan menangis?’ bertanya pada Ryuko, tapi sebenarnya dia tidak peduli.
Ryuko: ‘akan lebih menyenangkan jika iya.’
Nakahara: ‘mungkin kita terlalu jauh menggodanya.’ Sejak kapan Nakahara jadi mudah merasa bersalah begini?
Ryuko: ‘tentu saja tidak. Ini belum seberapa.’
Nakahara: ‘ah, kau benar. Ini belum apa-apa. Tapi waktunya hampir habis.’
Sharie: ‘hei, kenapa kalian berdua bisik-bisik di belakangku.’

Ryuko dan Nakahara melihat jam tangan mereka. Bersamaan dengan itu, Popuri, Aerish, Takano dan makio muncul.

Aerish: ‘A-chan? Ryuko-chan? Kalian sudah datang?’
Sharie: ‘Huwaa…. Teman-teman!’ berlari ke arah Aerish dan memeluknya kemudian menangis histeris.
Popuri: ‘kau kenapa Sha-chan?’
Sharie: ‘akhirnya kalian datang juga! Aku sudah tidak tahan! *Hikz… hikz…’
Takano: ‘Nakahara dan Ryuko menggodamu lagi ya?’
Sharie: ‘kenapa kalian tega sekali meninggalkanku sendirian dengan mereka! Dan kenapa kalian terlambat? Kalian tahu, introductionku jadi kacau karena dua orang itu.’ Menunjuk Nakahara dan Ryuko yang asyik sendiri.’mereka terus saja berbicara mengenai hal-hal seram dan tidak kumengerti *sob…sob…’
Makio: ‘terlambat? Apa maksudmu? Bukankah memang jadwal introductionnya diundur?’
Takano: ‘kami menerima pesan singkat dari Nakahara dan Ryuko kalau jadwal introductionnya diundur 2 jam.’ Mengeluarkan HP dan memperlihatkan sms yang dimaksud.
Popuri: ‘dan apa kau tadi bilang kau sudah melakukan introduction? Tanpa kami?’

Sharie yang dari tadi asyik menangis di pelukan Aerish mengangkat kepalanya dan terbengong. Semua mata melihat ke arah Nakahara dan Ryuko.
Krik…. Krik…. Krik… hening

Nakahara: ‘sial, kita ketahuan.’ Walaupun begitu dia mengatakannya dengan nada masa bodo.
Ryuko: ‘ada toko Takoyaki baru di dekat sini, apa kau mau mampir?’ bertanya pada Nakahara.
Nakahara: ‘ide bagus, aku memang masih lapar.’

Ryuko dan Nakahara berjalan menjauh dan pergi, sementara Sharie CS masih bengong.

Sharie: ‘HUUWAAAAA!....’ menangis histeris.
Aerish: ‘aku rasa ini ulah mereka.’
Popuri: ‘malang sekali nasibmu Sha-chan.’
Takano: ‘apa ini artinya kita tidak perlu melakukan introduction untuk Sharie?’
Makio: ‘tidak usah. dia bilang sudah melakukannya kan. Lebih baik kita ke Game Center saja.’
Popuri: ‘Aku ikut!’ semangat.

Takano, Makio dan Popuri pergi meninggalkan Aerish dan Sharie yang masih terpuruk.

Aerish: ‘Sharie-chan, aku rasa kau harus menutup acara ini.’
Sharie: ‘Huwaaa….*sob…sob…’ masih menangis histeris.
Aerish: Sigh. ‘baiklah, aku saja yang tutup.’ Terpaksa. ‘terima kasih sudah mengikuti introduction Sharie yang sebenarnya aku sendiri tidak tahu bagaimana. Hmm… jadi … um see you next time.’

-BYE-

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © My World //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //