Newest Post

// Posted by :atsuko's world // On :Monday, May 26, 2014

Kioku Introduction

Episode 2 – Makio Namikaze


 image of Makio Namikaze. Jika kalian ingin tahu seperti apa penampilan dari Makio, bayangkan saja Azusa Kinose dari starry sky. Waa... cute >,<

Tirai panggung terbuka dan music mulai dimainkan. Para karakter Kioku duduk dengan santai di atas panggung.

Takano: ‘halo selamat datang!’ melambaikan tangan.
Popuri:selamat datang.’

Sebenarnya mereka ngomong sama siapa sih >,<

Sharie: ‘selamat datang di Kioku introduction episode 2!’
Aerish: ‘kali ini siapa yang akan melakukan introduction?’ tengok kanan kiri.
Makio: mengangkat tangan tinggi-tinggi. ‘aku, aku aku!’ seperti biasa heboh sendiri.
Popuri: ‘Ah, jadi sekarang giliran Makkun. Lalu kapan giliranku?’
Sharie: ‘sabarlah Poo-chan, kau bisa mengantri untuk episode selanjutnya.’
Ryuko: ‘setidaknya episode ini dipersiapkan dengan damai.’ Melirik sinis ke arah Nakahara.
Sharie: ‘ya mengingat kekacauan episode sebelumnya.’ Merinding karena mengingat kejadian di episode perdana.
Nakahara: ‘tapi aku masih penasaran, sejak kapan Takano mengikuti les piano?’ *baca episode sebelumnya.
Takano: ‘mm… surprise! aku memang sengaja tidak memberitahu kalian.’ Keliatan banget bohongnya.
Makio: ‘jadi kapan introductionnya akan dimulai?’ cemberut.
Aerish: ‘duh, sampai lupa. Kita mulai saja. Makio-kun silahkan perkenalkan dirimu.’
Makio: ‘ok, ehem… namaku Makio Namikaze, dozou yorishiku.’ Melambaikan tangan. ‘seperti yang kalian lihat. Aku anak laki-laki. Aku suka makan dan sangat jago di bidang IT, seperti yang bisa kalian baca Reunion Bloody island. Di situ aku cukup berguna bukan? Dan…umm…’ berfikir. ‘aku bingung’ menyerah.
Aerish: ‘kenapa Makio-kun?’
Makio: ‘aku tidak tahu apa yang harus dikatakan.’
Sharie: ‘he? tidak biasanya Makkun kehabisan kata-kata.’
Popuri: ‘apa karena kau gugup?’
Nakahara: ‘mana mungkin, dia kan tidak tahu malu’ santai. Ryuko manggut-manggut.
Takano: ‘Mungkin kita bisa memberi sedikit bantuan padanya.’
Makio: ‘maksudnya?’
Takano: ‘seperti Nakahara, kita buat menjadi sesi tanya jawab saja.’
Aerish: ‘yah, itu ide yang bagus.’
Popuri: ‘kalau begitu aku yang pertama bertanya.’
Sharie: ‘ah, kenapa Poo-chan terus yang mendapat giliran pertama?’
Popuri: ‘karena pertanyaanku lebih menarik darimu, tapi jika kau memang mau ya sudah kau saja dulu.’
Aerish: ‘ya, kau bisa bertanya duluan Sharie-chan.’
Sharie: ‘Yay! Mm… aku ingin bertanya, umm… apa hobby mu Makkun?’
Popuri: ‘see, pertanyaanmu terlalu mainstream.’
Takano: ‘tidak masalah. Nah, sekarang Makky jawab pertanyaan Sharie.’
Makio: ‘seperti yang aku bilang sebelumnya, aku sangat suka makan.’
Ryuko: ‘tapi kami bertanya tentang hobbymu. Apa yang biasa kau lakukan di waktu luang.’
Makio: ‘aku rasa sama saja. Aku memang suka makan di waktu luangku.’
Takano: ‘di otakmu memang hanya ada kata makan saja.’
Popuri: ‘tapi kenapa makkun tidak gemuk ya? Padahal dia makannya banyak.’
Nakahara: ‘mungkin ada cacing di perutnya.’
Makio: ‘tentu saja tidak! Ini hanya bawaan gen saja.’
Sharie: ‘wah, menyenangkan sekali ya jadi Makkun. Bisa makan banyak tanpa perlu khawatir jadi gemuk.’
Nakahara: ‘jika kau mau seperti dia, masukan saja cacing pita ke dalam perutmu itu.’
Sharie: ‘ck, seperti biasa komentarmu sangat tidak menyenangkan, A-chan.’
Takano: ‘Giliranku. Makky, bisa kau ceritakan mengenai peranmu dalam seri Kioku?’
Makio: ‘sebenarnya aku tidak ingin membahas tentang hal itu.’
Aerish: ‘he? kenapa?’
Makio: ‘aku hanya mendapat peran kecil di setiap seri!’ sambil menutup muka.
Ryuko: ‘peran kecil katamu? Berbanggalah sedikit, merupakan sebuah kehormatan besar bisa berperan sebagai sahabat Ryuko dalam seri Wasureta Kioku.’
Makio: ‘aku sama sekali tidak menemukan alasan untuk berbangga.’ Datar.
Sharie: ‘aku mengerti perasaanmu.’
Popuri: ‘yah, aku juga.’
Ryuko: ‘cih, apa-apaan mereka?’
Aerish: ‘aku rasa kita sedang di serang.’ Berbisik pada Ryuko.
Takano: ‘Aku juga sering berfikir, kenapa harus kalian bertiga (read: Ryuko, Aerish, Nakahara) yang selalu menjadi peran utama di setiap seri Kioku? Bahkan di side story pun kalian masih yang utama.’
Ryuko: ‘karena kami karakter favorite para author.’
Aerish: ‘Lagipula bukankah kau juga pernah jadi pemeran utama di Kioku side story, Makio-kun. Judulnya… umm aku lupa.’
Ryuko: ‘password of love’
Aerish: ‘ah, iya benar itu judulnya.’
Makio: ‘itu hanya satu episode!’
Aerish: ‘tapi tetap saja, kau sudah pernah dapat peran utama kan.’

Makio cemberut.

Nakahara: ‘yah, seperti biasa kalian memang selalu ber lovey dovey.’ Datar sambil ngitungin semut yang lewat.
Makio&Aerish: ‘ha?’
Sharie: ‘kau benar A-chan. Mereka terlihat sweet sekali saat berdebat.’
Popuri: manggut-manggut. ‘mereka memang best couple di Kioku.’
Aerish: ‘itu tidak benar!’
Takano: ‘semakin kau mengelak semakin terlihat jelas kenyataannya, Aerish.’
Aerish: ‘aku bilang itu tidak benar. Coba saja kalian baca Hakai no Kioku. Di situ diceritakan aku dekat dengan Eunhyuk.’
Makio: ‘ck, bagaimana aku mau baca kalau serinya saja belum selesai sampai sekarang.’
Popuri: ‘sudah, akui saja Aeri-chan. Kami pasti akan merestui kalian.’
Takano: ‘he… lihat, wajahnya memerah.’
Aerish: ‘wajahku memerah karena kesal, tidak ada hubungannya dengan Makio-kun. Lagi pula ending dari Hakai no Kioku kan aku akan bersama dengan... mb’ cepat-cepat menutup mulut dengan tangan.
Sharie: ‘bagaimana endingnya?’ penasaran.
Aerish: ‘fuh, hampir saja aku membocorkan ending dari Hakai no Kioku. Aku tidak mau cerita lagi.’ Ngambek.
Makio: ‘jadi benar, Aerish memang bipolar.’
Aerish: ‘apa maksudmu?’
Takano: ‘kau tidak ingat? Saat menjelang ending di seri Bloody Island, kau terlihat sangat berbeda Aerish.’
Nakahara: ‘Ah, benar. Dia memerintahku ini dan itu. Menakutkan.’ Walau begitu tidak terlihat sedikitpun ekspresi ketakutan di wajah Nakahara. Sebenarnya tidak ada ekspresi sama sekali.
Aerish: ‘itu hanya tuntutan peran saja. Sebenarnya aku ini sangat lembut.’
Popuri: ‘hah, sejak kapan kau jadi narsis begini?’
Aerish: ‘Sudahlah, ini kan episode untuk Makio-kun. Jadi bisa kita kembali ke jalan yang benar.’
Popuri: ‘kau pikir kami sedang tersesat apa.’
Sharie: ‘ha? Memang kita sedang tersesat ya?’

GUBRAK

Takano:tidak usah pedulikan Sharie. Mari kita lanjutkan.’
Popuri: ‘Aeri-chan, apa kau tidak ingin bertanya sesuatu?’
Aerish: ‘mm… aku bingung harus tanya apa ya…’
Ryuko: ‘mungkin kau bisa bertanya apa dia mau jadi pacarmu.’
Aerish: ‘Ryuko-chan! Jangan  mulai lagi!’
Ryuko: ‘apa? Aku kan hanya memberikan saran.’
Popuri: ‘pfft… memang sangat menyenangkan menggodamu Aeri-chan.’
Aerish: ‘aku mau pulang saja.’ Melangkah menjauh dengan kesal tapi kemudian di tahan oleh Sharie.
Sharie: ‘Waa… jangan marah Aeri-chan, kami tidak akan menggodamu lagi.’ Menyeret Aerish kembali ke tempat duduknya
Takano: ‘sejak kapan dia jadi ngambekan?’ berbisik pada Makio.
Makio: ‘mana aku tahu.’ Angkat bahu.
Popuri: ‘baiklah, kembali ke jalan cerita. Aku ingin bertanya mengenai hal serius, dari kami berenam, jika ada suatu keadaan darurat terjadi padamu, siapa yang pertama kali kau hubungi?’

Sharie dan Aerish pasang wajah serius.

Makio: ‘mm..’ berfikir. ‘mungkin Takky.’
Takano: ‘sweet.’
Sharie: ‘he? kenapa Takky?’
Makio: ‘karena dia sahabatku.’
Popuri: ‘lalu kami ini apa?’
Makio: ‘kalian juga sahabatku, tapi aku dan Takky itu berbeda.’
Ryuko: ‘ck, aku curiga dengan hubungan kalian berdua. Jangan-jangan…’
Makio: ‘NOOOO!!! Jangan berfikiran yang macam-macam.’
Ryuko: ‘aku kan belum selesai.’
Makio: ‘tidak perlu diselesaikan aku sudah tau apa yang ada di otakmu itu.’
Popuri: ‘kalau begitu jelaskan apa perbedaannya.’
Makio: ‘seperti yang kalian lihat, dari kita bertujuh hanya Takky dan aku yang laki-laki. Kalian semua memang sahabatku, tapi mengertilah. Ada beberapa hal MANLY yang tidak bisa kubicarakan dengan kalian para gadis-gadis. Jadi mau tidak mau pilihanku jatuh pada Takky.’
Popuri: ‘bagaimana jika hal urgent itu tidak ada hubungannya dengan gender? Apa kau kau tetap akan pilih Takky?’
Makio: ‘yup.’
Sharie: ‘Booo….’
Makio: ‘tapi serius. Aku tidak mungkin memilih Ryuko, karena apa? Jika aku melibatkan Ryuko dalam situasi yang sulit aku akan berurusan dengan Ashihara senpai atau Kiryu senpai. Bukannya aku takut, aku hanya cinta damai.’
Ryuko: ‘mereka bukan orang seperti itu.’
Makio: ‘aku tidak mau ambil resiko.’
Aerish: ‘lalu bagaimana dengan aku, Sharie-chan dan Poo-chan?’
Makio: ‘Poo-chan itu orang yang sibuk. Jika aku menghubunginya di saat genting, bisa saja dia sedang melancong ke negeri antah berantah. Aku rasa aku akan kerja dua kali nantinya.’
Sharie: ‘lalu aku?’
Makio: ‘sebenarnya aku tidak ingin mengatakan hal ini, tapi karena kau bertanya… mau tidak mau aku akan menjelaskan. Alasan kenapa aku tidak menghubungi Sharie di saat genting kalian pasti juga sudah tahu. Bayangkan saja, aku dalam situasi sulit harus bersusah payah menjelaskan situasiku yang pasti tidak dimengerti oleh Sharie dengan sekali ucap. Bisa-bisa aku kehabisan waktu.’

Yang lain manggut-manggut setuju.

Sharie: ‘Aish.’
Makio: ‘dan Aerish, situasinya hampir mirip dengan Ryuko. Aku tidak mau berurusan dengan Eunhyuk. Dia itu agak sedikit menyebalkan.’
Aerish: ‘dan A-chan? Apa juga karena Fujiwara-senpai?’
Makio: ‘Ah, kalau dia… ini tidak ada hubungannya dengan Fujiwara senpai. Kalian tahu kan bagaimana Nakahara, dia suka seenaknya sendiri. Jika aku menghubunginya di saat genting, belum tentu dia peduli, kalaupun iya dia bisa saja memutuskan sambungan di tengah percakapan dan tamatlah riwayatku.’
Takano: ‘jadi intinya, karena tidak ada yang lain, mau tidak mau aku yang dipakai?’
Makio: ‘mungkin haha….’
Aerish: ‘mm… ngomong-ngomong soal A-chan, kenapa dari tadi aku tidak mendengar suaranya?’ tengok kanan kiri.
Sharie: ‘ah, benar. Pantas dari tadi aku tidak merinding.’
Popuri: ‘kau pikir dia hantu.’
Ryuko: ‘memang mirip.’

Sharie cs cari-cari keberadaan Nakahara.

Ryuko: ‘What the….’ Melihat ke pojokan panggung. Nakahara sedang tertidur pulas.
Sharie: ‘apa dia sedang tidur?’
Aerish: ‘sepertinya iya.’
Popuri:bisa-bisanya dia tidur dalam keadaan begini.’
Makio: ‘sudah kubilang, dia memang suka seenaknya sendiri.’
Aerish: ‘apa kita harus membangunkannya?’
Takano: ‘sebaiknya tidak.’
Ryuko: ‘hm, kita tutup saja acaranya lalu tinggalkan dia sendiri di sini. Bila perlu kunci pintunya agar dia tidak bisa keluar. Mungkin seseorang akan menemukan mayatnya besok.’
Sharie: ‘rencanamu sangat kejam Ryu-chan.’
Takano: ‘Baiklah kalau begitu, kita tutup saja acaranya.’ Sepertinya Takano setuju dengan rencana Ryuko.
Makio: ‘ terima kasih sudah mengikuti introduction episode ku kali ini!’
Aerish: ‘maaf jika banyak pembicaraan yang melenceng’ lirik yang lainnya.
Sharie: ‘aku harap episode tiga bisa segera dikerjakan.’
Popuri: ‘sudah-sudah, ayo cepat kita keluar dari sini sebelum A-chan bangun.’ Satu lagi yang setuju dengan rencana Ryuko.

Semuanya bergegas berdiri dan pergi menuju pintu keluar sebelum langkah mereka terhenti karena sebuah suara.

Nakahara: ‘hm…*yawn*’ bangun dari tidur, kucek-kucek mata, bangkit berdiri kemudian berjalan menuju pintu keluar dan pulang.

Krik krik krik… yang lain hanya terdiam menyaksikan adegan berdurasi 53 detik itu.

Ryuko: ‘Dam*, kenapa dia bangun disaat yang tepat.’
Popuri: ‘aku rasa rencana kita gagal.’
Takano: ‘sudahlah, aku mau pulang.’

Dengan sedikit kecewa mereka pulang…

-BYE-

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © My World //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //