Newest Post
// Posted by :atsuko's world
// On :Saturday, April 19, 2014
A Combination Project with Nakahara Ningsih and Lee
Diah
Title : Kioku Reunion ~ Bloody Island~
Author : Uchiha Ryuko, Nakahara Ningsih, Aerish Lee
Genre : Comedy / Adventure/Mystery
Summary : Ryuko, Nakahara, Aerish dan 4 temannya
semasa sekolah bertemu kembali dalam liburan yang tak terduga. Mereka pikir
liburan di Bloody Island akan menjadi liburan yang tenang dan mengasyikan. Tapi
yang menunggu mereka adalah liburan yang penuh dengan masalah.
Chapter 2
NAKAHARA POV
“Jadi apa yang akan
kita lakukan hari ini?” aku bertanya pada Yuuki yang masih memperhatikan Ryuko
yang berjalan menjauh dengan seorang laki-laki.
“Apa kau mengenal gadis itu?” tanya Yuuki penuh
curiga.
“Maksudmu Nogami Ryuko? Dia korban maksudku teman
lamaku.” Kataku menjelaskan.
“Nogami? Bukannya Ashihara Ryuko? Aku punya semua daftar tamu VIP di hotel ini dan
tidak ada nama Nogami Ryuko.”
“Mungkin dia memakai nama Sasuke. Pria dingin dan
misterius. Satu-satunya yang aku suka dari orang itu hanya sifatnya yang tidak suka
bicara.”
“Hm, apa itu artinya Ryuko dan Ashihara Sasuke
memiliki hubungan khusus?”
“Sigh, sebenarnya aku lebih suka berburu vampire
daripada harus membicarakan makhluk itu. Tapi karena kau mau tahu akan kuberi
tahu. Mungkin orang bilang mereka itu punya hubungan Romance, tapi bagiku mereka lebih mirip Master dan Slave dan
tentu saja Master nya adalah Sasuke
Haha.” Saat aku mulai jenuh dengan segala pertanyaan Yuuki, tiba-tiba suara handphone berdering dan itu adalah milik
Yuuki. Nice timing.
“Mungkin sebaiknya kita pergi ke kastil sore ini,
karena malamnya kita akan makan malam dengan Ayahku. Dia ingin bertemu
denganmu.” Yuuki membawaku menuju lift dan kami turun ke lobi hotel.
Kami berjalan menyusuri taman menuju sebuah bangunan
yang mirip kastil. Pulau ini memang menyimpan sejarah tentang Vampire dan
kastil itu adalah rumah makhluk mistik yang seksi dan menggoda itu.
“Kami menjadikannya Museum. Dan tempat itu belum
terbuka untuk umum sampai hari pembukaan. Aku tidak sabar untuk
memperlihatkanmu Mumi yang kami temukan.”
“Hey bukankah itu rumah vampire, kenapa ada mumi?”
“Bukankah mereka bersaudara. Maksudku semua makhluk
mistis memang bersaudara.” Masuk akal menurutku.
Kami sampai di depan kastil yang megah. Tapi tunggu
dulu. Aku belihat beberapa sosok makhluk tidak
penting sedang berdiri di depan gerbang sambil sesekali berfoto bersama. Ugh,
alangkah menyenangkannya jika aku bisa berubah jadi kelelawar dan terbang
menghindari mereka yang tentu saja bisa kalian tebak siapa.
“Hei bukankah itu teman-temanmu? Dan si Ashihara
itu” Yuuki melambai pada mereka. Dengan kesal aku hanya bisa tepak jidat.
Tidakkah Yuuki tahu kalau aku ingin perburuan maksudku liburan yang
tenang?
“Naka-chan!” ugh dan sekarang aku punya panggilan
baru. Popuri, Sharie dan Aerish menghampiri kami dengan wajah yang cerah dan
menyilaukan. Jika aku vampire pasti aku sudah hangus terbakar.
“Biar kutebak, kalian pasti sedang menanti untuk
jadi tumbal para vampire.” Kataku malas.
“ha…haha kau memang tidak berubah,” Popuri menganggap ucapanku itu lelucon dan
tentu saja itu lelucon.
“Kami sedang
berfoto. Katanya kastil ini akan menjadi destination
utama para wisatawan, jadi kami penasaran.” Sharie masih dengan gayanya yang
polos menatap kastil dengan mata yang
berbinar-binar.
“Daripada hanya melihat dari luar bukankah lebih
baik jika bisa menjelajah ke dalam sekarang.” Yuuki mengeluarkan Golden card dari sakunya. Bisa dibilang Golden Card itu kartu ajaib di pulau ini. Hanya ada tiga di
dunia dan masing-masing dipegang oleh pemilik saham. Fungsinya? Pemegang Golden Card bisa mengakses seluruh wilayah di pulau bahkan
sampai ke bagian terdalamnya. Dan tentu saja hanya berlaku selama masih berada
di Bloody Island (jangan tanya dari mana
nakahara tahu semua itu).
Ggrr... sekarang aku seperti Warewolf yang sedang marah. Dengan sengaja aku menginjak kepala maksudku
kaki Yuuki dan memberikan tatapan ‘TIDAK’. Tapi seperti biasa dengan tatapan puppy, Yuuki dan yang lainnya melihat ke
arahku.
“Sigh, baiklah.” dengan sangat terpaksa aku menuruti
kemauan mereka. Tidak apa, toh bagus juga mereka ikut. Jika memang ada vampire
di dalam, maka aku akan memberikan mereka satu
persatu sebagai makanan vampire. Jika vampire sudah kekenyangan maka
saat itulah aku akan menangkapnya, dan bertambahlah koleksiku haha.
“Hanya perasaanku saja, atau memang aku mencium
rencana jahat darimu.” Celetuk Ryuko masuk melewati pintu gerbang yang kini
sudah terbuka berkat golden card
milik Yuuki. Ugh, aku lupa akan keberadaan makhluk yang satu ini, dan kenapa
dia selalu diikuti dengan pria yang bernama Akashi itu?
“Satu-satunya yang aku cium hanya bau keberaaanmu
yang tidak penting.” dengan malas aku menunggu yang lainnya untuk masuk hingga
aku berada di barisan paling belakang.
Yah seperti yang sudah bisa kalian duga, adegan
selanjutnya yang pasti terjadi hanya teriakkan dan kepanikkan.
“Apa kau sudah ambil videonya?” aku bertanya pada
Yuuki yang sedang serius mengambil video dari adegan di depan kami.
“Aku hanya butuh foto saja.” Kata Ryuko sambil
jeprat-jepret.
“Kalalu begitu aku akan rekam suara mereka saja.
Bagus juga untuk jadi Ringtone handphone
ku.” Kataku tidak mau melewatkan kehisterisan anak-anak saat menjelajah kastil.
Tentu saja teriakkan yang paling keras adalah milik Akashi dan Sharie.
“Ryuko-san, bisa tolong singkirkan mumi ini dariku?”
dengan gemetar Akashi meminta Ryuko untuk menolongnya dari mumi yang terus
memeluknya sementara Sharie, Popuri, dan Aerish bersembunyi di pojokan.
“Menolongmu dan kehilangan pertunjukan yang berharga
ini? Oh yang benar saja. Hell no!”
Ryuko terus mengambil foto wajah mereka yang sedang ketakutan.
“Aku akan meng-upload
videonya ke forumku.” Kata Yuuki riang.
Sekarang kami berada di dalam kasti dan seperti yang
Yuuki janjkan, dia akan memperlihatkan mumi padaku.
“Crap! aku terlambat untuk makan malam dengan
ayahku. Aku rasa sekarang waktunya kita pergi.” Yuuki melihat jam tangannya. Menolong
Akashi kemudian menggiring (kau pikir
kami ternak) yang lain ke pintu keluar. Setelah sedikit berbasa-basi, aku
dan Yuuki pergi meninggalkan mereka dan kembali ke hotel.
“Apa ayahmu sudah menunggu?”
“Aku rasa
belum.” Yuuki terlihat mencari keberadaan ayahnya di restoran yang berada di
Hotel, dan hasilnya nihil. Syukurlah Tn.Miura belum datang. Aku dan Yuuki
mengambil meja yang dekat dengan jendela dengan pemandangan pantai yang indah.
Melemaskan sedikit ototku, aku duduk bersandar di kursi sambil menikmati musik
yang mengalun. Ah… alangkah lebih baik jika mereka memainkan lagu pemakaman.
Tanpa harus menunggu lama Tn.Miura datang dengan
menggunakan setelan jasnya. Dia terlihat tampan, sangat berbeda dengan Yuuki.
“Di sini rupanya kalian berdua.” Tn. Miura memelukku
dan Yuuki kemudian duduk. Kenapa dia sangat akrab denganku? Tentu saja, karena
aku lebih sering ber-chatting ria
dengan Tn. Miura daripada anaknya. Yuuki bahkan pernah berkata padaku ‘Aku
tidak mau punya ibu tiri yang lebih muda dariku’. Aku pikir otaknya sudah rusak
dimakan oleh Zombie.
“Jadi apa pulaunya menyenangkan?” tanya Tn. Miura.
“Tidak akan menyenangkan jika aku belum bisa
menangkap beberapa Vampire untuk koleksiku.” Kataku malas.
“Hahaha, yah kalian memang aneh.” Kata Tn.Miura,
tapi menurutku hanya orang aneh yang mengatakan anaknya aneh.
Sisa malam itu kami habiskan dengan makan malam yang
nikmat dan obrolan yang tidak ada habisnya. Tentu saja aku lebih banyak
mendengar daripada berbicara.
“Nakahara, setelah ini aku ingin memintamu untuk
menemaniku sebentar, aku masih ingin mengobrol denganmu.” Kata Tn. Miura.
“Apa ini artinya aku harus mulai memanggilmu oka-san?” Yuuki memutar matanya sambil
melipat tangan di dada.
“Oh, ayolah. Aku hanya meminjamnya sebentar saja.”
Tn.Miura menarik tanganku memasuki lift, naik hingga laintai teratas. Ugh,
baiklah setidaknya sekarang aku tahu darimana Yuuki mendapatkan sifatnya yang
suka memaksa itu.
“Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting
padamu.”
“Wow, apa sekarang aku jadi semacam president atau
sejenisnya?” aku duduk di sofa yang empuk dan membuat diriku senyaman mungkin.
Tn. Miura hanya tersenyum melihat tingkahku yang begitu santai.
“Bagaimana menurutmu tentang pulau ini?”
“Nama yang aneh.” Kataku cepat sambil menyambar
cemilan yang ada di meja. Aku memang sudah makan banyak tadi, tapi anggap saja
aku sedang dalam masa pertumbuhan.
“Sejujurnya aku tidak ingin pulau dibuka secepat ini.”
Kata Tn. Miura.
“Mmm, baiklah. Kalau tidak suka ya diundur saja.”
Kataku santai masih dengan mulut penuh cemilan.
“Bisa kau membantuku? Aku ingin kau berjanji untuk
menjaga Yuuki jika sesuatu terjadi
padaku.” Apa sekarang aku masuk dalam cerita action dan drama. Hell no! aku bukan ibu Yuuki ataupun Guardian nya.
“Dan sekarang aku jadi semacam superhero?” Tn. Miura hanya tersenyum padaku. Mungkin dia mengerti
jika aku memang selalu mengomentari sesuatu dengan santai, tapi aku ini selalu
bisa diandalkan.
@@@
Aku kembali ke kamar dengan keadaan mengantuk. Tidak
tahu jam berapa tepatnya aku kembali ke kamar dan tidur. Semua terjadi begitu
cepat dan pagi ini, saat aku menemui Yuuki aku mendengar kabar jika Tn. Miura
telah menghilang.
“Selamat atas hilangnya ayahmu.” Aku menepuk bahu
Yuuki yang sedari tadi hanya terdiam.
“Apa ini artinya aku sudah boleh mengundang teman ke
rumah dan berpesta?” jawab Yuuki Excited.
“Bocchan!”
seorang wanita terlihat tidak senang dengan ucapan Yuuki. Siapa dia?
“Tenanglah Vallery, ayahku bukan orang selemah itu.
Bisa saja saat ini dia sedang bersantai di sebuah pulau tropis.” Yuuki
menyusuri kamar ayahnya yang terlihat berantakan seperti baru saja ada
pertempuran. Sigh, apa Yuuki lupa kalau pulau ini juga merupakan pulau tropis?
“Tapi apa yang harus kita lakukan sekarang? Besok
adalah hari pembukaan pulau, dan Tn.Miura yang akan melakukan peresmian itu.
Hari ini juga ada rapat para tamu undangan khusus.” Vallery yang sepertinya
merupakan asisten pribadi Tn. Miura terlihat panik. Di waktu yang bersamaan muncul
beberapa orang yang berpenampilan layaknya detektif. Tanpa diundang, dengan
mudahnya mereka memasuki kamar Tn. Miura.
“Apa ada yang bernama Miss Nakahara?” salah satu
Pria itu berkata. Seperti murid yang sedang dipanggil gurunya aku langsung
mengangkat tangan. Pria itu menghampiriku.
“Apa anda orang terakhir yang bersama Tn. Miura
malam kemarin?” Pria itu bertanya tajam.
“Jika aku bilang ‘iya’ apa aku akan dapat masalah?”
kataku sedikit ragu.
“Dengan menyesal aku harus memberitahu, anda menjadi
salah satu tersangka penyebab hilangnya Tn.Miura.” Ouch, aku memang bukan gadis
yang baik tapi aku tidak mungkin menculik orang. Setidaknya aku akan
menghabisi mereka dan menghilangkan semua jejak kejahatan dan bukannya
melakukan penculikan bodoh.
“Ok, itu baru masalah.” kata Yuuki santai. Hei!
kenapa semua temanku aneh. How could he
be so calm when his bestfriend become his father kidnapping suspect?
“Anda dilarang meninggalkan pulau sampai
penyelidikan berakhir.” Kata pria itu lagi. Great!
kebetulan sekali. Aku memang berniat berburu maksudku berlibur di pulau
ini dalam waktu yang cukup lama.
“Lalu bagaiman dengan rapat dan pembukaannya?” celetuk
Vallery. Dengan ekspresi yang mencurigakan Yuuki meihat ke arahku.
“Nakahara….” Dengan wajah yang serius Yuuki
mencengkram kedua lenganku. “Aku ingin kau menghancurkan
Rapat dan Pembukaan itu.”
Normal POV
Di tempat lain, tepatnya di restoran hotel......
Sharie bejalan cepat menuju teman-temannya yang sedang menikmati sarapan
mereka. Dengan nafas yang masih ngos-ngosan, Sharie berusaha untuk
mengatakan apa yang baru saja dia lihat dan dengar tadi.
“ Kalian tahu, apa yang baru saja kudengar tadi?” Sharie langsung duduk
di samping Popuri dan langsung minum minuman Popuri.
“ Bagaimana kami tahu kalau kau tak mengatakannya,” ujar Popuri menatap Sharie tajam.
Karena dengan seenaknya Sharie mengambil minumannya.
“ Tadi sewaktu aku mau jalan-jalan keliling hotel ini, aku melihat ada
orang-orang yang berpakaian seperti detektif. Lalu, dengan sembunyi-sembunyi
aku ikuti mereka. Dan apa kalian tahu apa yang mereka
lakukan di sini?”
“ Kalau kau tidak segera mengatakannya, kau akan menyesal,” ucap Takano
ketus.
“ Baiklah,” ujar Sharie sembari mengisyaratkan agar teman-temannya
mendekat. “ Aku dengar Tn. Miura menghilang dan Nakahara dituduh sebagai
tersangkanya.” Sharie berbisik agar tamu lain tidak mendengarnya.
“ Apa kau bilang? Nakahara dituduh sebagai tersangka?” tanya Aerish
terkejut. Teman-teman Nakahara yang lain hanya bisa diam menatap Sharie seolah
tak percaya dengan berita yang dia bawa.
“ Begitulah yang kudengar,” ujar Sharie ringan.
“ Ini bukan candaan yang bagus, Shar,” ujar Makio masih tidak percaya.
“ Aku tidak bercanda. Dan memang benar mereka menuduh Nakahara.”
“Bukankah Tn Miura adalah salah satu pemegang saham pulau ini? Kalau dia
menghilang,..”
“Bagaimana dengan grand opening yang akan dilakukan besok?” belum sempat
Aerish menyelesaikan ucapannya, Popuri sudah terlanjur khawatir dengan acara
grand opening yang ditunggu-tunggu olehnya.
“Ya pasti dibatalkan,” respon Makio sambil mengunyah sandwichnya.
“ Kalau kau tidak mau batal, temukan
Tn. Miura. Maka acara akan tetap berlangsung sesuai yang kau harapkan.” ujar
Ryuko dingin.
“ Bagaimana bisa menemukannya? Tahu orangnya saja tidak,” gerutu Sharie.
“ Tapi, kalau Nakahara dituduh sebagai tersangka, pasti posisinya
sekarang sedang sulit,” ujar Aerish mengkhawatirkan keadaan Nakahara, temannya.
“ Kenapa kita tidak langsung tanya pada orangnya? Setidaknya kita bisa
mengkonfirmasi apa berita Sharie itu benar atau tidak,” saran Popuri.
“ Sudah kubilang itu benar.” Sharie tetap bersikukuh kalau beritanya itu
benar.
“ Kami percaya. Tapi, lebih percaya lagi kalau mendengar langsung dari
orang yang bersangkutan,” ujar Ryuko dingin.
“ Terserah kalian sajalah,” ucap Sharie pasrah.
“ Sebaiknya kita segera cari Nakahara. Sebelum semuanya terlambat,” ajak
Makio yang langsung berdiri dari duduknya.
Aerish, Sharie, Popuri, Takano, dan Ryuko mengikuti Makio untuk mencari
Nakahara.
Bukannya bertemu dengan Nakahara, mereka justru bertemu dengan
detektif-detektif yang mencurigai Nakahara sebagai tersangka.
“ Itu detektif-detektifnya!” seru Sharie sembari menunjuk
detektif-detektif yang berjalan tak jauh dari mereka.
“ Kita tanya mereka saja. Karena sudah bisa dipastikan Nakahara tidak
akan mau menjelaskannya.” Ryuko langsung berjalan mendekati detektif-detektif
itu tanpa menunggu jawaban teman-temannya. Begitu sudah dekat, dia memanggil
detektif-detektif itu.
Detektif-detektif itu langsung menghentikan langkahnya dan menatap Ryuko
yang diikuti teman-temannya heran.
“ Kalian siapa?” tanya detektif berkacamata hitam, Alaude.
“ Tidak penting siapa kami. Kami hanya penasaran, apa yang membuat
detektif seperti kalian datang kemari? Apa kalian juga akan menyaksikan
pembukaan pulau ini?” tanya Takano menatap detektif-detektif itu dingin.
“ Kenapa kalian ingin tahu urusan kami? Memangnya kalian siapa?” tanya
balik detektif satunya lagi, Robert.
“ Kami hanya tamu undangan khusus di sini. Apa salah kami ingin tahu apa
yang terjadi di pulau ini?” jawab Ryuko tersenyum dingin.
“ Undangan khusus? Apa kalian tamu VIP?” tanya Alaude meragukan ucapan
Ryuko.
“ Bisa dibilang begitu,” jawab Ryuko santai.
“ Apa kalian masih tak ingin menceritakannya pada kami kalau kami katakan
kami mengenal Nakahara?” Popuri berusaha untuk membujuk detektif-detektif itu
dengan menggunakan nama Nakahara.
Kedua detektif itu mengernyitkan dahinya begitu mendengar nama Nakahara
disebut.
“ Apa kalian mengenal Miss Nakahara?” tanya Robert.
“ Kami temannya,” jawab Sharie.
“ Kalian temannya?” ulang Alaude.
“ Anggap saja begitu,” ujar Takano
singkat.
“ Lalu, apa kalian juga mengenal Tn. Miura?” tanya Alaude.
“ Kami hanya tahu kalau dia adalah salah seorang pemegang saham pulau
ini. Tapi, kami belum pernah melihat orangnya,” jawab Aerish menjelaskan.
“ Kalau begitu, kalian tidak ada hubungannya dengan hal ini. Tapi....
berhubung kalian adalah teman Miss Nakahara, aku akan menjadikan kalian sebagai
saksi,” ucap Alaude.
“ Saksi? Saksi apa?” tanya Sharie yang sudah khawatir begitu mendengar
kata saksi disebut.
“ Miss Nakahara adalah orang
terakhir yang bersama dengan Tn. Miura sebelum dia menghilang. Jadi, ada
kemungkinan dia tersangkanya,” jelas Robert.
“ Tersangka. Apa kalian menuduhnya hanya karena alasan itu?” ujar Takano
sinis.
“ Karena saat ini hanya dialah
yang tidak memiliki alibi sewaktu Tn. Miura menghilang. Jadi, kami
mencurigainya. Kami memang belum mempunyai bukti apa-apa soal ini, tapi kami
akan mencarinya,” jelas Alaude. “ Dan sampai proses penyelidikan dilakukan dan
Tn. Miura belum ditemukan, kalian dan Miss Nakahara tidak boleh meninggalkan
pulau ini.”
“ What?! Apa itu artinya kita dipenjara di sini?” seru Sharie dilarang
meninggalkan pulau ini.
“ Kami tak pernah memenjarakan kalian. Itu kami lakukan demi kebaikan bersama,”
jawab Robert santai.
“ Apa itu berarti kita juga boleh tinggal di sini lebih lama dari yang
dijadwalkan dan melakukan apa saja sesuka kami?” tanya Ryuko lagi-lagi dengan
senyuman dinginnya.
“ Kalian mungkin akan tinggal lebih lama dari yang dijadwalkan. Tapi,
kuperingatkan kalian untuk tidak melakukan apa-apa selama proses penyelidikan.
Atau kalian akan tahu akibatnya,” ancam Alaude.
“ Cih. Memangnya kalian siapa? Orang tua kami?” ujar Popuri tidak senang
dilarang melakukan apa-apa.
“ Itu akan membosankan kalau kami hanya berdiam di hotel ini. Apa kami
tak boleh jalan-jalan berkeliling pulau ini?” tanya Aerish polos.
“ Hmm....” Alaude dan Robert saling menatap dan berpikir sejenak. “
Kalian boleh jalan-jalan di pulau ini. Tapi, hanya jalan-jalan. Tidak boleh
melakukan apa-apa selain itu,” jawab Robert mengizinkan.
“ Asyik! Kalau begitu tak masalah kita tinggal lebih lama di sini!” seru
Sharie senang seolah melupakan masalah yang baru dia dengar tadi.
Setelah itu, Alaude dan Robert pergi meninggalkan Ryuko cs.
Beberapa menit kemudian, seorang laki-laki datang menghampiri Ryuko cs.
Tanpa menyapa teman-temannya Ryuko, dia langsung berjalan ke samping Ryuko.
“ Ano... Ryuko-san,” ujarnya sedikit tergagap.
“ Ada apa Akashi-kun?” tanya Ryuko.
“ Kau harus segera pergi dari sini. Ada rapat penting yang harus kau
hadiri,” bisik Akashi.
“ Rapat? Rapat apa?” ujar Ryuko pelan.
“ Rapat pembukaan pulau ini,” jawab Akashi yang langsung mengajak Ryuko
pergi meninggalkan teman-temannya.
RYUKO POV
Demi Neraka dan seisinya! Rapat? Rapat apa lagi?
Sigh. Aku dan Akashi segera pergi menjauhi Aerish cs tanpa banyak berpikir.
Beruntung, mereka sibuk membicarakan tentang Nakahara yang tiba-tiba saja
menjadi tersangka atas hilangnya Tn Miura. Well,
Aku tahu bahwa Nakahara itu memang aneh dan mencurigakan dilihat dari sisi
manapun, tetapi rasanya ia takkan mau melakukan hal merepotkan dengan menculik
pemilik saham seperti Tn Miura. Belajar sebelum ujian saja ia tidak mau?
Apalagi melakukan penculikan seperti ini?#lupakan
“Ry-Ryuko-san? “ Akashi mencoba membuka pembicaraan.
“Ne, Akashi-kun. Katakan padaku rapat apa lagi ini?”
tanyaku dingin.
“Etto, seperti yang aku bilang, rapat pembukaan
pulau ini,”
“Hah? Dan kenapa aku harus menghadiri rapat itu? Kau
bilang aku bisa menikmati liburan seperti biasa?” tanyaku lagi. Halooo,
memangnya aku siapa? guru SD? Anggota OSIS? Kau tahu aku paling benci yang
namanya RAPAT RESMI.
GULP. “Anda tahu kan kalau ..Sasuke-sama adalah
pemimpin ehm, maksudku perwakilan dari International
Security External Observer yang dikenal dengan InterSEO?” Akashi menghela
nafas untuk memberi jeda. “Seharusnya Sasuke-sama datang ke sini untuk
memastikan bahwa pulau ini aman dan tidak ada campur tangan dari organisasi-organisasi berbahaya..”
“Tapi Akashi-kun, aku bukan bagian dari InterSEO,”
Aku memotong ucapan Akashi dengan tidak sabar. “Aku Cuma-”
Tanpa kuduga Akashi mengambil posisi untuk sembah sujud memohon di
hadapanku. “Onegaishimasu, Ryuko-san!
Jika kau tidak hadir dalam rapat itu maka grand opening akan benar-benar
dibatalkan. Lagipula aku dengar teman anda etto... menjadi tersangka atas
hilangnya Tn Miura, mungkin kau bisa mendapatkan lebih banyak infromasi dari
rapat itu..” lanjut Akashi ragu.
Sigh. Aku tidak tahu darimana Akashi mempelajari
teknik puppy eyes untuk memohon padaku. But,
Akashi has the point! If I attend the meeting, I can gather more information about this ‘fishy’
island . Aku benci segala sesuatu yang mencurigakan!
“Akashi-kun, kenapa kau bisa tahu masalah hilangnya
Tn Miura dan juga... Nakahara?” entah kenapa, pertanyaan itu terlintas begitu
saja di otakku. Bukankah seharusnya hal-hal seperti itu sebaiknya tetap
dirahasiakan?
Akashi sedikit terkejut dengan pertanyaan yang kuajukan.
“Etto... aku tahu berita itu ketika diminta untuk memberitahumu soal rapat ini.
Sebenarnya, itu adalah alasan sebenarnya rapat ini wajib meminta kehadiranmu,
Ryuko-san,” jawab Akashi ragu. “Mereka membutuhkan persetujuan InterSEO jika
ingin tetap melakukan grand opening,” tambah Akashi tiba-tiba. Entah kenapa,
sesaat nada bicaranya terdengar serius dan tenang. Tidak terdengar seperti si
penakut Akashi. Ah, mungkin hanya perasaanku saja.
“*Sigh*
Sepertinya aku tidak punya pilihan. Kapan rapat itu diadakan? Sekarang?”
tanyaku malas.
“Ah tidak, rapat diadakan malam nanti. Aku akan
mengkonfirmasikan kehadiran anda di rapat malam ini pada yang lain,” respon
Akashi terlihat senang dengan keputusanku. Dengan segera ia pergi
meninggalkanku dengan aura bunga-bunga
di atas kepalanya. That Stupid
Sasuke!! Kenapa kau mengirim orang aneh seperti Akashi bersamaku? >,<
Aku kembali ke tempat Aerish cs berada. Mereka masih
terlihat ribut seperti ibu-ibu yang sedang arisan. Hm, mungkin karena mereka punya gosip baru untuk dibahas.
“Ah, itu dia Ryuko!” seru Sharie sambil menunjuk ke
arahku.
“Kau dari mana saja sih Ryuko? Eh, ngomong-ngomong siapa laki-laki tadi?” tanya Popuri penasaran.
“Hanya sebagian kecil korban , ehm maksudku orang
yang kukenal,” responku cuek.
“Hee...? tapi sepertinya kalian akrab sekali.” timpal Aerish antusias. Tch, trio Kepo
ini tidak pernah berubah.
Aku mengeluh. “ Jadi kalian mau menggosip soal
laki-laki tadi atau soal Nakahara?”
“Akh, benar juga! Aku tahu Nakahara itu memang aneh, menyukai hal aneh dan hobi melakukan hal aneh.
Tapi rasanya cukup aneh, dia dijadikan tersangka atas penculikan Tn Miura.
Maksudku, ada yang aneh dengan semua ini,” ujar Makio dan teori aneh(?) nya.
“Apa kita tidak bisa melakukan sesuatu untuk
membantunya?” tanya Aerish khawatir.
“Hm, aku juga ingin membantunya. Tapi aku tidak
yakin apa Nakahara mau kita mencampuri urusannya,” respon Popuri datar. Well,
for some reason, aku setuju dengan Popuri. Aku bahkan tidak senang jika ada
orang mencampuri urusanku.
“Dia tidak akan pernah meminta bantuan kita, bahkan
jika dia membutuhkannya,” respon Takano tenang. Sigh, Takano also had the point. Nakahara memang tipe yang seperti itu.
“Lupakan saja soal pendapat Nakahara setuju atau
tidak. Lakukan saja apa yang ingin kalian lakukan,” ujarku beranjak dari tempat
kami duduk. “Aku mau pesan es krim.” lanjutku datar.
“Hmn, pemikiran Ryuko ada benarnya,” respon Takano.”
Memangnya perlu alasan untuk menolong orang lain?”
“Wow keren!
Rasanya kita seperti sekumpulan tim detektif,” seru Popuri antusias. Yah,
begitulah mereka.
Aku kembali dengan es krim choco banana di tanganku,
namun sesuatu menghentikan langkahku. Sebuah benda menyilaukan yang berwarna
emas? Wow, apa ini? sebuah tiket menuju dunia anime? sebuah alat untuk berubah
menjadi superhero?Oke, pemikiran unlogic selalu ada di otak para gamer dan
anime maniac, jadi harap maklum (?). Oke, karena terlihat menarik aku
mengambilnya dan membawanya menuju sekumpulan herbivore, ehem, teman-teman anehku yang
berisik.
“Ne, kalian tahu apa ini?” tanyaku sambil melempar
sebuah kartu berwarna emas di meja. Dengan santai aku menyendok es krim coklat
kesukaanku.
“Wait, ini
kan...” Aerish mengambil kartu itu dan menatapnya curiga.
“Whooo...seperti kartu yang dimiliki teman Nakahara,
itu lho yang digunakan untuk membuka kastil waktu itu...” jelas Sharie bangga.
Ya, kesempatan yang langka ketika Sharie justru yang menjelaskan bukannya
kebingungan.
“Whaa… benar, hei, kau curi ini dari siapa, Ryuko?Hm, sepertinya ini bernilai tinggi..” kata Popuri curiga, di sisi
lain jiwanya yang ‘realistis’ juga
muncul.
Sigh. Oke, kuakui aku memang hobi mencuri. Tapi aku
hanya hobi mencuri perhatian dan mencuri hati orang tertentu saja#eh?.
“ Tch, enak saja kau menuduhku seperti pencuri
rendahan,”
Tiba-tiba saja sekumpulan detektif yang tak asing- Alaude
dan Robert- memasuki ruang makan. Mereka memberi instruksi kepada para tamu
untuk berbaris. Sepertinya mereka sedang mencari sesuatu. Tak lama kemudian dua
orang wanita memasuki tempat tersebut dengan khawatir.
“Anda yakin bahwa golden card anda tak ada di
manapun, Miss Karina?” tanya Robert.
“Hm, aku sudah mencarinya di seluruh kamar dan juga
tempat yang kudatangi,hanya tempat ini yang belum,” jawab seorang wanita dewasa
yang dipanggil Karina.
“Mr. Robert saya harap anda segera menemukan golden
card milik miss Karina. Kartu itu sangat penting,” ujar seorang wanita di
samping Karina dengan khawatir.
“Aku tahu, Vallery-san,”
“Ssst, mereka sedang mencari sesuatu yang disebut
Golden Card,” bisik Takano. Hm, harus diakui dia memiliki kemampuan mendengar
seperti seekor binatang (hei, ini dalam
arti yang positif).
“What? Dont
tell me...” aku menatap kartu itu dengan ragu. Gawat, aku mencium bau
masalah.
“Whaa..detektif seram itu melihat ke arah kita,”
ujar Sharie ketakutan.
“Well done Ryuko, Sepertinya kau akan bergabung
bersama Nakahara dalam grup ‘para tersangka’ “, sindir Makio.
What? Ayolah, aku hanya menemukan benda ini. Sepertinya
hari ini aku lupa mengecek ramalan zodiak, karena aries berada dalam zona sial.
Sigh.
“Hei... kalian! Apa kalian melihat sebuah kartu
berwarna emas di sekitar sini?” tanya Alaude.
Semuanya melihat ke arahku. “Well, aku menemukan ini di sana. Apa ini yang kau cari?” ujarku
sambil menunjukan benda yang disebut golden card. Tak lama kemudian Alaude
memanggil rekannya Robert dan dua orang wanita yang bernama Vallery dan Karina.
Dan tak salah lagi, memang benda itulah yang mereka cari.
Robert kemudian menatapku curiga. “ Kau yakin
menemukannya? Bukan ‘sengaja mengambilnya’ kan?” tanyanya tajam.
“Yare-yare, anda menuduhku, Mr detektif?” responku
santai.
“Tunggu pak detektif, Aku dan teman-teman saksinya
bahwa Ryuko memang menemukannya di sana, dia tak mencurinya, ya kan teman-teman?”
ucap Aerish membelaku. Good,
lanjutkan Aerish! Dan syukurlah Sharie cs mengangguk setuju.Well, Aku senang
aku membawa lucky item ku hari ini. Aries tidak sepenuhnya sial :D!
“Ara ~, Aerish-chan?” sapa seorang wanita yang
dipanggil Karina.
“Eh? Karina-san?” Kejutan! Aerish mengenal wanita
yang disebut Karina itu. Yah, beruntung, hal itu mempermudah segalanya. Thanks
to my lucky item :D .
to be continue ...
note : umm... aku tidak mau banyak bicara. Pokoknya ini chapter 2.
WARNING!
jika kau tidak membaca cerita ini sampai selesai, maka kau akan kena kutukan. Nih link untuk chapter 3 dan 1 supaya kalian tidak kena kutukan.
Mau tau kutukan apa??????
Kutukan Penasaran....