Newest Post
Archive for 2014
Nakahara POV
Dengan malas aku duduk di kursi tunggu dengan Otani.
Dimana aku sekarang? Yah di bandara. Mau
kemana aku? Tentu saja aku ingin segera minggat dari pulau ini. Tidak ada hal
menarik lagi yang bisa kulakukan di pulau ini.
Seluruh masalah sudah selesai tadi malam dan seperti
rencanaku, Grand Opening secara tidak langsung sudah gagal. Kalian bingung? Yah
aku juga. Biar kujelaskan dari awal.
Aku diundang ke acara pembukaan Bloody Island oleh
Yuuki temanku yang merupakan anak dari Tn. Miura, salah satu pemegang saham
pulau ini. Di Bloody Island aku bertemu dengan korban-korban lamaku, You know who, right?
Awalnya semua berjalan dengan lancar, sampai
tiba-tiba Tn. Miura menghilang dan aku dituduh sebagai dalang penculikan itu.
Belum selesai dengan masalah penculikan aku juga dituduh dalam percobaan
pembunuhan terhadap Yuuki. Teman-temanku yang mengetahui hal itu sepertinya
berusaha menolongku. Tapi sebenarnya itu tidak perlu. Yah walaupun semuanya
menjadi semakin menarik karena hal itu. Tapi pada akhirnya semuanya kembali
menjadi rumit karena ulah mereka # g
sadar diri.
Pelaku sebenarnya dalam penyerangan Yuuki adalah Vallery,
assisten pribadi Tn. Miura. Kenapa dia bisa berbuat seperti itu? Dia berkeja
sama dengan kedua pemilik saham lainnya Miss Karina dan Mr. Arystar yang
memiliki masalah pribadi dengan Tn. Miura dan mereka merupakan dalang dari
penculikan pria tua itu.
Sebenarnya Tn. Miura tidak setuju pembukaan pulau
yang kesannya terlalu terburu-buru itu. Tapi dengan alasan financial, Karina dan Arystar memaksa Tn, Miura untuk
menyetujui pembukaan itu. Mereka juga meninginkan saham Tn. Miura yang
merupakan saham terbesar di antara mereka bertiga.
Vallery yang mengetahui hal itu menawarkan diri
untuk membantu mereka mendapatkan saham itu dengan syarat Karina dan Arystar
harus bisa memberikan ketiga Golden card pada Vallery.
Kenapa Vallery menginginkan Golden card? Ayolah, itu kartu sakti di pulau ini, hanya orang aneh yang tidak menginginkannya, tapi aku tidak dihitung. Vallery menginginkan Golden card karena dia percaya pada legenda mengenai
kebangkitan vampire dengan upacara
pengorbanan di bulan purnama yang tepatnya tadi malam. Duh, bodoh sekali dia, percaya dengan legenda murahan seperti itu. Vallery ingin membangkitkan vampire yang setahu dia di simpan di ruang bawah
tanah yang hanya bisa diakses menggunakan ketiga Golden card. Tapi sayang
sekali Vallery memang terlalu bodoh untuk mengetahui bahwa benda itu palsu. Tn.Miura
sudah menyumbangkan yang aslinya ke Museum di London.
Banyak hal yang terjadi. Mulai dari penghianatan
Ryuko yang berpihak pada Karina dan Arystar. Sampai
munculnya Trio pengganggu (read : Sasuke,
Otani dan Eunhyuk). Dan puncaknya di bulan purnama
tadi malam.
Vallery dengan sedikit bantuanku berhasil
mendapatkan ketiga Golden Card. Aku melakukan hal itu hanya karena ingin
melihat sampai sejauh mana Vallery bisa menghiburku dengan rencana bodohnya.
Dia mempersiapkan upacaranya dengan cepat. Tapi, bodoh sekali Vallery
menjadikan Ryuko sebagai persembahan awal untuk membangkitkan vampire. Jika aku jadi vampire aku pasti akan merasa terhina. Hello, tentu saja karena menurutku
kualitas darah Ryuko kurang bagus.
Tapi pada akhirnya rencana Vallery gagal karena
memang benda itu palsu. Dan kalaupun asli aku juga tidak yakin bahwa rencananya
akan berhasil karena Ryuko dan Aerish yang selalu saja mengganggu rencana
Vallery, hingga membuat presentase keberhasilan menjadi nol besar.
Kegagalan Vallery berakhir pada incident MOVING
CASTLE yang saat ini sudah banyak dibicarakan oleh para pengunjung pulau. Saat
incident itu Vallery masih mencoba melarikan diri. Tapi jangan khawatir.
Seperti dugaanku, Robert berhasil menangkap Vallery saat kami sedang sibuk
bermain dengan kastil. Aku rasa penghasilan pulau ini akan bertambah dengan adanya kejadian ini, yah berterimakasihlah padaku.
Saat ini Vallery sudah di tahan oleh Robert. Dan
bagaimana dengan kedua pemilik saham yang lainnya? Mereka juga ikut ditahan
oleh Robert. Fuh, terkadang Robert itu memang menakutkan.
“Hei, apa tidak masalah jika kita pergi tanpa
pamit? Sebenarnya aku juga masih ingin berkeliling di pulau ini.”
“Jadi kau tidak ingin pergi? Dengan senang hati aku
akan membuatmu menjadi penghuni tetap di pulau ini.” Ancamku. Yah kau tahu kan apa maksudnya?
“Hiee… tidak-tidak. Aku ingin pulang. Aku hanya
tidak ingin pergi tanpa berpamitan dengan yang lainnya,” Kata Otani kecewa.
“Hmm, aku tidak bilang kita akan pulang,” Kataku datar.
Normal
POV
Peep…peep…peep
Nada dering HP terdengar secara bersamaan.
Pemiliknya spontan melihat ke gadget mereka. Ada sebuah
pesan dari Otani.
Dear
All,
Maaf
karena tidak sempat berpamitan dengan kalian. Tapi Nakahara memaksaku untuk
langsung pergi menuju bandara pagi ini. Aku pikir kami akan pulang tapi
ternyata tidak.
JUST
HELP ME!!!!
Dia
akan membawaku ke LONDON!!!!
Kalian
percaya itu? kenapa tiba-tiba dia ingin ke LONDON? Nakahara bilang dia ingin
mengambil benda koleksinya di LONDON. Apa ada yang bisa beritahu aku apa itu???
Baiklah
itu tidak penting. Yang pasti aku harus bertahan hidup sekarang. Doakan aku!!!
Note:
terima kasih untuk Tn. Miura dan Yuuki yang sudah mengundang kami ke pulau ini.
Jika sempat kami akan mampir lagi.
Bye…
End of massage
Bwahahaha.... akhirnya selesai juga project Kioku Reunion - Bloody Island
jika ada dari kalian yang bingung karena belum mengikuti dari awal, silahkan cek ke link berikut :
Other Chapter
tunggu project kami selanjutnya...
Tag :// story
Kioku Introduction Episode 3
Sharie Shin
image of Sharie Shin. jika kalian penasaran seperti apa penampilan Sharie Shin, bayangkan saja Haruhi Fujioka dari Ouran High School Host Club. yah walaupun personality mereka berbeda, tapi sama-sama kawaii >,<
Layar panggung terbuka dan musik dimainkan. Sharie duduk
sendirian di tengah panggung. Lho kok sendirian sih.
Sharie: ‘lho, kenapa aku sendirian? Mana yang lainnya?’
tengok kanan kiri mencari teman-teman yang lain.
Dari sisi panggung muncul Nakahara dan Ryuko berjalan
mendekati Sharie.
Sharie: ‘A-chan, Ryu-chan. Kenapa hanya kalian berdua. Yang lain
mana?’
Ryuko: ‘sepertinya mereka akan sedikit terlambat.’
Ryuko dan Nakahara masing-masing duduk di samping Sharie.
Sharie: ‘Yah, itu artinya acara introduction ini akan sedikit
terlambat juga dong.’
Nakahara: ‘Kenapa tidak kita mulai saja sendiri? kita tidak perlu
menunggu mereka.’
Aura kegelapan mulai menyelimuti ruangan. Ini seperti Sharie
sedang diapit para iblis.
Sharie: *GLUP, dia mulai
tersadar akan situasinya.
Ryuko: ‘Nakahara, kenapa tidak kau buka saja acaranya.’ Seperti
biasa sok bossy-bossy.
Nakahara: ‘Gezz, kenapa tidak kau sendiri saja yang membuka
acaranya.’ Sepertinya mereka sama-sama malas.
Nakahara dan Ryuko memandang Sharie.
Sharie: ‘wha…what?’ ketakutan.
Ryuko: ‘mungkin sebaiknya Sharie saja yang membuka acaranya.’
Nakahara: ‘hm…’
Sharie: ‘o..okay. ehem…’gugup. ‘hallo,
mm… selamat datang di… di Kioku Introduction episode 3. Kali ini giliran aku,
Sharie yang akan melakukan Introduction bersama de… dengan dua iblis eh
maksudku bersama dengan A-chan dan Ryu-chan.’
Ryuko memberikan death glare sekilas pada Sharie, sedang
Nakahara masih masa bodo.
Ryuko: ‘Jadi Sharie, kau bisa mulai memperkenalkan dirimu sekarang.’
Sharie: ‘umm…mm…’ bingung. ‘Aku tidak bisa! Mana mungkin aku bisa
melakukan introduction dibawah tekanan aura seperti ini!’
Nakahara: ‘memang ada yang salah?’ sok polos.
Sharie: ‘ke..keberadaan kalian yang salah.’
Ryuko: ‘hm…?’ memasang death glare untuk Sharie.
Nakahara mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.
Sharie: ‘hiiii….. a… apa yang akan kau lakukan?’
Nakahara: ‘apa? Kenapa kau ketakutan? Aku kan hanya lapar.’
Mengeluarkan buah apel dari saku yang satunya dan mulai mengupas kulitnya
dengan pisau.
Sharie: ‘Waa… apel! Aku juga mau!’ tiba-tiba girang.
Ryuko: ‘Nakahara akan memberimu apel itu jika kau memulai
introductionnya sekarang.’ Memutuskan seenaknya.
Sharie: ‘ok.’ Wah mudah sekali mengalihkan perhatian
Sharie. Cukup dengan makanan. ‘Hai, namaku Sharie Shin, aku seorang gadis manis, lucu dan imut(bagian ini mungkin hanya sebuah
kebohongan, tapi Nakahara dan Ryuko terlalu malas untuk mendebat). Aku sangat suka membaca, menulis, menggambar, menari,
bernyanyi, tidur, makan, dan masih banyak lagi.’ Beruntung Sharie masih
menggunakan titik dan koma dalam pengucapannya. ‘nah,
sekarang mana apelku.’ Mengulurkan tangan ke arah Nakahara yang masih
sibuk menguliti ehem maksudnya mengupas kulit apel.
Ryuko: ‘apa hanya segitu?’
Sharie: ‘yup, aku rasa itu cukup. Tapi jika kalian ada pertanyaan
aku tidak keberatan menjawab.’ Masih menunggu Nakahara yang tidak
kunjung selesai. ‘Aish, kau lama sekali sich
mengupas kulitnya.’ Tidak sabar
Nakahara: ‘aku hanya menikmatinya. Tahukah kau apa yang aku
pikirkan saat mengupas kulit apel ini?’ sedikitpun tidak mengalihkan
pandangannya dari apel.
Sharie: ‘kau pasti berfikir apa buahnya manis atau tidak, enak
atau tidak, begitu kan?’
Nakahara: mengelengkan
kepala ‘bukan.’
Sharie: ‘he? benarkah? Tapi bukankah hal-hal seperti itu yang
biasa dipikirkan oleh orang normal.’
Ryuko: ‘apa kau lupa dia kan tidak normal.’
Sharie: ‘ah, benar. Lalu apa yang kau pikirkan?’
Nakahara: ‘aku berfikir, apa seperti ini rasanya menguliti
seseorang? Apakah akan berbeda sensasinya menguliti masing-masing bagian tubuh?
Menurutmu akan lebih menyenangkan mana, menguliti punggung atau menguliti
wajah?’ terlihat benar-benar penasaran.
Ryuko: ‘mmm… mungkin wajah.’
Nakahara: ‘begitu ya, aku juga berfikir seperti itu. Tapi aku juga
ingin melihat tulang belakang yang masih segar.’
Sharie: ‘….’ Pucat. ‘ehemm…..
bisakah… kalian tidak mengajukan pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan
introductionku?’ grogi.
Ryuko dan Nakahara menatap ke arah Sharie dengan ekspresi
datar.
Sharie: ‘Duh, kemana sih Popuri dan yang lainnya. Tega sekali
mereka meninggalkanku dengan dua orang ini.’ Bergumam.
Ryuko: ‘kalau begitu, I will ask about your interest.’
Sharie: ‘okay.’ Tertarik.
Ryuko: ‘antara dikubur hidup-hidup dengan ditenggelamkan
hidup-hidup kau lebih suka yang mana?’
Sharie: ‘Huaaa… itu juga tidak ada hubungannya dengan
introduction ku.’ Mulai frustrasi.
Ryuko: ‘tentu saja ada. Aku kan bertanya mengenai mana yang
lebih kau sukai.’
Sharie: ‘tapi aku tidak suka semuanya!’
Nakahara: ‘sudah, jawab saja, mumpung kami masih bertanya dengan
baik-baik.’ Kali ini asik memutilasi eh maksudnya memotong-motong apel.
Sharie: ‘aku kan sudah bilang, aku tidak suka keduanya!’
Ryuko: ‘dalam hidup selalu ada pilihan, dan kau harus memilih!’
nada mengancam. wah tumben keluar kata-kata mutiara.
Sharie: ‘mmm…. Umm….’ bingung. ‘aku
rasa aku lebih memilih dikubur saat sudah mati.’
Nakahara: ‘itu tidak ada dalam pilihan *munch… munch…munch…’
sambil menikmati buah apel. Sharie cuma bisa lihat sambil ngiler.
Ryuko: ‘kalau begitu, akan kusimpulkan sendiri. Kau lebih
memilih dikubur hidup-hidup, yah mengingat kau tidak pandai berenang.’
Sharie: ‘tap tapi tapi…’
Nakahara: ‘baiklah, aku akan memasukannya dalam daftar
perencanaanku.’
Sharie: ‘pe… perencanaan apa?’ khawatir.
Nakahara: ‘kau akan tahu bila sudah tiba waktunya.’senyum
licik.
Sharie makin frustasi. Ingin rasanya dia bersembunyi di
pojokan panggung sambil isap jempol. Ah, tidak,
bersembunyi saja tidak cukup. Setidaknya dia harus berlari sejauh
mungkin untuk menghindari kedua makhluk ini.
Nakahara: ‘aku ingin bertanya tentang idola mana yang lebih kau
suka.’
Sharie: ‘Ah, aku sangat suka Suju dan EXO!’
Nakahara: ‘bukan mereka yang ingin aku tanyakan. Yang ini lebih
keren.’
Sharie: ‘Whoa… benarkah?’
Nakahara: ‘dari Freddy dan Jason, menurutmu siapa yang lebih
keren?’ terlihat serius.
Sharie: ‘….’ Tik tok tik tok. ‘mmm…
siapa mereka?’
Ryuko: ‘kau tidak tahu mereka?’
Sharie: ‘tidak. Memang mereka siapa?’
Nakahara mengeluarkan HP miliknya dan menunjukkan beberapa
gambar Freddy dan Jason.
Sharie: ‘Oh, my…!’ menutup mata dengan kedua tangan.
Nakahara: ‘jadi, siapa menurutmu yang lebih keren?’
Sharie: ‘rasanya aku mau muntah.’ Bergumam.
Ryuko: ‘Kalau aku lebih suka Freddy. Dia menyerang dari dalam
mimpi bukan? Itu artinya akan ada banyak ilusi.’ Dasar illusion freak.
Nakahara: ‘Jika aku bertemu Freddy hanya di dalam mimpi, aku tidak
akan bisa mengambil fotonya untuk koleksi, jadi aku pilih Jason saja.’ Ga
penting.
Sharie: ‘teman-teman, sebagai seorang gadis, tidak bisakah kalian
mengidolakan sesuatu yang normal? Seperti Suju misalnya, atau SNSD.’
Ryuko: ‘aku tidak mengidolakan mereka. Aku hanya bilang jika
disuruh memilih antara keduanya, aku akan memilih Freddy.’
Nakahara: ‘ya, aku juga. Aku tidak suka Psikopat.’
Sharie: ‘benarkah?’curiga
Nakahara: ‘aku lebih memilih hantu. Mereka lebih hebat, mereka bisa
menghilang, terbang dan tidak bisa mati.’
Sharie: ‘tentu saja! Karena mereka memang sudah mati!’
frustasi.
Nakahara: ‘Tapi jika SNSD berdandan seperti zombie mungkin aku akan
mempertimbangkannya.’
Sharie: ‘bukankah kau bilang tidak suka Zombie.’
Nakahara: ‘memang, tapi mereka lebih menarik daripada manusia.’
Shaire: ‘aku sudah tidak
tahan, aku sudah tidak tahan.’ Menutup wajah dengan tangannya.
Ryuko: ‘Kenapa dia?’ bertanya pada Nakahara.
Nakahara: angkat bahu ‘mungkin dia bosan.’
Ryuko: ‘Hmm… kalau kau bosan, ayo kita bermain.’
Sharie: ‘bermain?’ terlihat agak tertarik.
Nakahara: ‘mungin lempar pisau ke apel yang diletakkan di atas
kepala?’
Ryuko: ‘itu sudah terlalu kuno.’
Sharie: ‘seharusnya kau bilang itu terlalu berbahaya!’
Nakahara: ‘kuno? Apa kita harus menggunakan senjata laser agar
lebih terdengar modern?’
Sharie: ‘bukan itu intinya!’
Ryuko: ‘tapi apa kau punya laser?’
Sharie: ‘Hei, jangan abaikan aku!’
Nakahara: ‘biar aku cek dulu.’ Mengeluarkan isi tasnya.’ Gunting, pisau lipat, pisau daging, kapak, gergaji,
gunting rumput, bor, palu, hmmm… tidak ada laser.’
Sharie: ‘untuk apa kau membawa semua peralatan itu! Dan bagaimana
pula semua alat itu bisa masuk ke dalam tas mu? Memang kau magician?’
Ryuko: ‘kau berisik sekali.’ memberikan death glare untuk
Sharie.
Sharie langsung diam seribu bahasa seperti lidahnya baru saja dicuri
kucing, ah tidak, lebih parah, lidahnya seperti dicuri zombie untuk dijadikan hidangan
pencuci mulut.
Nakahara: ‘jadi bagaimana?’
Sharie: ‘se… sebaiknya kita ganti permainan saja.’
Ryuko: ‘apa kau punya ide bagus?’ tanya pada Sharie.
Sharie: ‘bagaimana kalau kita bermain sambung kata. Permainan itu
sangat AMAN.’
Ryuko: ‘bagaimana?’ melirik Nakahara.
Nakahara: ‘boleh juga.’
Sharie: ‘yes!’
Aneh sekali, kenapa dengan mudahnya Nakahara dan Ryuko
menyetujui ide yang membosankan itu ya?
Nakahara: ‘agar lebih menyenangkan, yang kalah harus mendapat
hukuman.’
Sharie: ‘ah, benar. Mungkin hukumannya bisa menari atau menyanyi.’
Nakahara: ‘tidak bisakah kau membuat inovasi yang menarik? Misalnya
yang kalah harus memotong satu ruas jarinya.’
Ryuko: ‘itu artinya jika kalah 28 kali, jari tangan akan habis
semua.’
Nakahara: ‘kau belum menghitung ruas jari kaki.’
Ryuko: ‘kita boleh menggunakannya juga?’
Nakahara: ‘tentu, bagaimana menurutmu?’ menatap Sharie.
Sharie: ‘mbb… aku benar-benar ingin muntah.’ Pucat.
Duh, kog introductionnya jadi melenceng jauh banget ya.
Sharie: ‘teman-teman, sampe kapan kalian akan membiarkanku
terjebak dengan mereka.’ Bergumam putus asa.
Nakahara: ‘apa dia akan menangis?’ bertanya pada Ryuko, tapi
sebenarnya dia tidak peduli.
Ryuko: ‘akan lebih menyenangkan jika iya.’
Nakahara: ‘mungkin kita terlalu jauh menggodanya.’ Sejak kapan
Nakahara jadi mudah merasa bersalah begini?
Ryuko: ‘tentu saja tidak. Ini belum seberapa.’
Nakahara: ‘ah, kau benar. Ini belum apa-apa. Tapi waktunya hampir
habis.’
Sharie: ‘hei, kenapa kalian berdua bisik-bisik di belakangku.’
Ryuko dan Nakahara melihat jam tangan mereka. Bersamaan dengan
itu, Popuri, Aerish, Takano dan makio muncul.
Aerish: ‘A-chan? Ryuko-chan? Kalian sudah datang?’
Sharie: ‘Huwaa…. Teman-teman!’ berlari ke arah Aerish dan
memeluknya kemudian menangis histeris.
Popuri: ‘kau kenapa Sha-chan?’
Sharie: ‘akhirnya kalian datang juga! Aku sudah tidak tahan! *Hikz…
hikz…’
Takano: ‘Nakahara dan Ryuko menggodamu lagi ya?’
Sharie: ‘kenapa kalian tega sekali meninggalkanku sendirian
dengan mereka! Dan kenapa kalian terlambat? Kalian tahu, introductionku jadi
kacau karena dua orang itu.’ Menunjuk Nakahara dan Ryuko yang asyik
sendiri.’mereka terus saja berbicara mengenai
hal-hal seram dan tidak kumengerti *sob…sob…’
Makio: ‘terlambat? Apa maksudmu? Bukankah memang jadwal
introductionnya diundur?’
Takano: ‘kami menerima pesan singkat dari Nakahara dan Ryuko
kalau jadwal introductionnya diundur 2 jam.’ Mengeluarkan HP dan memperlihatkan
sms yang dimaksud.
Popuri: ‘dan apa kau tadi bilang kau sudah melakukan
introduction? Tanpa kami?’
Sharie yang dari tadi asyik menangis di pelukan Aerish
mengangkat kepalanya dan terbengong. Semua mata melihat ke arah Nakahara dan
Ryuko.
Krik…. Krik…. Krik… hening
Nakahara: ‘sial, kita ketahuan.’ Walaupun begitu dia
mengatakannya dengan nada masa bodo.
Ryuko: ‘ada toko Takoyaki baru di dekat sini, apa kau mau
mampir?’ bertanya pada Nakahara.
Nakahara: ‘ide bagus, aku memang masih lapar.’
Ryuko dan Nakahara berjalan menjauh dan pergi, sementara
Sharie CS masih bengong.
Sharie: ‘HUUWAAAAA!....’ menangis histeris.
Aerish: ‘aku rasa ini ulah mereka.’
Popuri: ‘malang sekali nasibmu Sha-chan.’
Takano: ‘apa ini artinya kita tidak perlu melakukan introduction
untuk Sharie?’
Makio: ‘tidak usah. dia bilang sudah melakukannya kan. Lebih baik
kita ke Game Center saja.’
Popuri: ‘Aku ikut!’ semangat.
Takano, Makio dan Popuri pergi meninggalkan Aerish dan
Sharie yang masih terpuruk.
Aerish: ‘Sharie-chan, aku rasa kau harus menutup acara ini.’
Sharie: ‘Huwaaa….*sob…sob…’ masih menangis histeris.
Aerish: Sigh. ‘baiklah, aku saja yang tutup.’ Terpaksa. ‘terima kasih sudah mengikuti introduction Sharie yang
sebenarnya aku sendiri tidak tahu bagaimana. Hmm… jadi … um see you next time.’
-BYE-
Tag :// story